Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) mencatatkan pendapatan sebesar Rp97,06 miliar pada semester I 2024. Ini meningkat 53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berada pada posisi kisaran Rp63,5 miliar.
"Peningkatan pendapatan ini berujung pada kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan sebesar 69,2%, yaitu menjadi Rp7,3 miliar. Pada periode semester I 2023, MPXL membukukan pendapatan sebesar Rp4,3 miliar," jelas Direktur Utama MPXL, Wijaya Candera, dalam keterangan resminya pada Jumat (26/7/2024).
Sebagai hasilnya, perusahaan logistik itu mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 44,6% yoy menjadi Rp16,3 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan volume angkutan dan efisiensi biaya.
Untuk mempermudah percepatan perbaikan armada truk yang melayani klien di Jawa Barat dan Jawa Tengah, manajemen telah membeli lahan seluas 1.250 m² di daerah Gunung Putri, Bogor, yang akan digunakan sebagai bengkel dan workshop. Ini akan membuat perseroan menjadi lebih efisien dan efektif dalam mengelola operasional kendaraan dalam masa yang akan datang.
Pihaknya mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Karenanya 20 truk baru yang tiba bulan ini sebagian besar dialokasikan ke wilayah Kalimantan Timur. (Z-2)
Laba bersih 2024, sambung Heru, mencapai 61% dari target yang ditetapkan yang menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.
Pendapatan yang didapatkan oleh sopir truk sangat rendah dan sudah tidak ada kernet yang mendampingi sopir jika melakukan trip. Indonesia tidak mendapatkan sopir-sopir truk yang berkualitas
Ia juga menyampaikan target perbaikan sistem penyaluran bantuan dalam empat bulan ke depan untuk memastikan tidak ada bantuan yang salah sasaran.
Daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah pemeringkatan tahunan yang dirilis oleh Fortune, mencakup 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan.
Pada Mei 2025, kondisi pendapatan konsumen tergerus. Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang justru mengalami peningkatan.
Seknas Fitra menyoroti laporan keuangan kuartal I 2025 PT Telkom Indonesia yang mengalami penurunan dari Rp37,4 triliun menjadi Rp36,6 triliun pada kuartal pertama 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved