Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
PAKAR pembangunan sosial dan kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjuddin Noer Effendi menduga naiknya angka garis kemiskinan selama setahun terakhir didorong faktor banyaknya bantuan sosial (bansos) yang dikucurkan pemerintah. Program bansos itu antara lain Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino dan lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan Maret 2024 sebesar Rp582.932 per kapita per bulan. Jumlah ini naik 5,9% dibandingkan Maret 2023 dengan Rp550.458 per kapita per bulan. Garis kemiskinan merupakan pengukuran pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Bila penduduk yang memiliki pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, maka dikategorikan sebagai penduduk miskin.
"Dengan banyaknya bansos yang diberikan pemerintah, maka daya beli bisa meningkat dan itu berpengaruh ke pengeluaran masyarakat," ungkap Tadjuddin saat dihubungi Media Indonesia, Senin (1/7).
Baca juga : Bansos telah Ditunggangi Kepentingan Politik
Mengutip data BPS, jumlah penduduk miskin di Tanah Air menurun 680 ribu. Tingkat kemiskinan di Maret 2024 sebesar 9,03% atau menjadi 25,22 juta orang. Jumlah ini menurun 0,33% dibandingkan Maret 2023 yang berjumlah 25,90 juta orang.
Tadjuddin menyebut selain bansos, aktivitas kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 juga ditengarai mendorong peningkatan belanja masyarakat dengan perputaran uang yang lebih besar daripada kondisi biasanya.
"Pada saat Pemilu banyak uang beredar di lapisan masyarakat bawah, namun sifatnya hanya sesaat," ucapnya.
Tadjuddin mendorong pemerintah untuk melakukan penanganan jangka panjang untuk pengentasan angka kemiskinan. Pasalnya, dia memprediksi pemerintah akan kesulitan mengejar target tingkat kemiskinan di kisaran 7,5% dengan berbagai faktor yang ada.
"Saya kira target itu tidak masuk akal karena memang sulit menurunkan level 1% saja," pungkasnya. (Ins)
PENCEMARAN laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Padang, Sumatra Barat, turun drastis hingga 40 persen.
Di tengah terjadinya fenomena El Nino yang memicu kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya anomali yang menarik pada komoditas beras
BPS memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun 760 ribu ton atau 2,43% dibandingkan 2023. Kementan meresponsnya dengan mengklaim sudah mengambil langkah mitigasi
Pada periode ini, fenomena El Nino memang menimpa Indonesia. Namun, itu sebenarnya sudah diprediksi sejak akhir 2023.
PETANI melon di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, merasa gembira dan bersyukur atas keberhasilan menanam melon.
Upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan terus digencarkan. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah melalui program irigasi perpompaan (Irpom).
Presiden Prabowo Subianto memiliki tiga senjata untuk atasi kemiskinan dan mencapai visi Indonesia Emas.
Ia juga menyampaikan target perbaikan sistem penyaluran bantuan dalam empat bulan ke depan untuk memastikan tidak ada bantuan yang salah sasaran.
Pemerintah memastikan tidak akan mengadopsi data kemiskinan yang dirilis Bank Dunia.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045. Prabowo mengaku optimistis dapat merealisasikan target tersebut.
Papua Tengah masih menempati urutan kedua tertinggi dalam tingkat buta huruf di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved