Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Indointernet Tbk (Indonet), penyedia infrastruktur digital di Indonesia, berhasil meraih laba bersih sebesar Rp253,26 miliar di tahun 2023, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu Rp186,17 miliar. Laba bersih ini juga merupakan laba bersih tertinggi yang dicapai Indonet sejak tahun pendiriannya.
Konsistensi Indonet dalam mengembangkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan digitalisasi di Indonesia menjadi faktor utama keberhasilan perseroan. Kombinasi dan sinergi atas tiga pilar bisnis Indonet, yaitu Konektivitas, Cloud dan Data Center/Pusat Data merupakan kunci sukses Indonet dalam meraih kesuksesan ini. Indonet pun terus mengembangkan layanannya dengan meluncurkan Pusat Data terbarunya 'EDGE2' dengan kapasitas 23MW melalui anak perusahaannya, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), pada awal Maret 2024.
"Dengan dukungan kuat dari tim kami yang berdedikasi tinggi dan pengawasan aktif dari Dewan Komisaris, kami berhasil meningkatkan pendapatan kami sebesar 15,59% menjadi Rp 950,40 miliar, di mana laba bersih juga tumbuh sebesar 36,04% dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Direktur Indonet Donauly Situmorang dalam acara Paparan Publik PT Indointernet Tbk, Rabu (8/5).
Baca juga : Inovasi Digital Berdampak bagi Penguatan Bisnis Pangan Perusahaan
Disampaikannya, pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh segmen Pusat Data, yang berkontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp368,48 miliar, meningkat 97,38% dari Rp186,69 miliar pada tahun sebelumnya. Kemudian diikuti oleh Layanan Cloud dan Konektivitas, masing-masing menyumbang Rp370,93 miliar dan Rp216,03 miliar.
Donauly menambahkan, bahwa segmen konektivitas kami telah berhasil melayani lebih dari 4.200 pelanggan ritel dan lebih dari 3.000 pelanggan korporat, yang meliputi berbagai industri seperti jasa keuangan, logistik, penyedia cloud global, platform e-commerce, dan lain-lain. Di antara jumlah tersebut, Indonet juga dipercaya mengelola 848 pelanggan pada layanan cloud.
Pada tahun 2024, Indonet akan terus memberikan layanan yang andal kepada pelanggan dengan one stop solution yang fokus pada tiga pilar bisnisnya, yaitu konektivitas, pusat data, dan layanan cloud, serta menerapkan strategi digital bersinergi yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan ekonomi digital di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari Digital Edge sebagai pemegang saham pengendali, Indonet semakin mampu mengakselerasi pertumbuhan kinerja dan melakukan berbagai inovasi berkelanjutan untuk mempertahankan kehadiran dan memperkuat posisinya di Indonesia.
Baca juga : Menteri Budi Arie: MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional
Pengembangan atas ketiga pilar bisnis tersebut merupakan bukti komitmen Indonet sebagai penyedia layanan infrastruktur digital yang andal dalam menjawab kebutuhan pelanggan. Anak perusahaan Indonet, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), resmi meluncurkan Pusat Data kedua pada bulan Maret 2024. EDGE2 mengutamakan latensi rendah dan konektivitas yang tinggi, serta dilengkapi dengan 4 fiber entry point yang lebih efektif dalam mendukung interkonektivitas dan redundansi.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa fasilitas baru ini akan memenuhi standar industri tertinggi dalam hal keandalan dan keamanan, memaksimalkan uptime, dan menyediakan kelancaran bisnis bagi para pelanggan,” jelas Direktur Utama Indonet Andy Rigoli.
Dengan konsistensi Indonet memenuhi kebutuhan digitalisasi dengan berbagai solusi terbaik dan sinergi yang kuat antara konektivitas, pusat data, dan layanan cloud, perusahaan optimistis untuk menjadi perusahaan yang berpengaruh dan terus memimpin pasar serta memberikan nilai tambah bagi ekosistem digital di Indonesia.
"Tahun 2024 tidak diragukan akan membawa tantangan dan peluang baru. Tapi dengan konsistensi dalam pengembangan layanan dan produk yang terus relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, kami yakin dapat beradaptasi dengan perubahan dan meraih pencapain-pencapaian baru di masa depan," tutup Andy. (Van/Z-7)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Kesuksesan perusahaan dalam mencetak laba yang besar utamanya disebabkan oleh transformasi dan digitalisasi
Pencapaian Inditex yang merupakan pemilik dari jenama Zara, Massimo Dutti, dan Stradivarius itu juga mengalahkan ekspektasi para analis.
Emiten media digital kreatif mahakaX (ABBA) berhasil membalikkan kondisi rugi bersih Rp52,41 miliar menjadi laba bersih sebesar Rp5,58 miliar pada tahun buku 2024.
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melaksanakan RUPST. Penetapan penggunaan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp894,6 miliar dan pembagian dividen sebesar 30% dari laba bersih Rp268,3 miliar.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun, meningkat 56,3% jika dibandingkan dengan semester I 2022.
Dua tahun bertransformasi sebagai bank digital, Bank Raya berhasil membukukan laba bersih Rp 9,3 miliar. Laba bersih tersebut dibukukan pada Juni 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved