Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMILIK Trigi Homedecor (Kreasindo Tri Sinergi) Laksono Wibi Prayoga meminta pemerintah untuk mengubah pola bantuan bagi pelaku UMKM. Pasalnya, menurut dia hal yang paling penting bagi pelaku UMKM saat ini buka hanya persoalan pembiayaan, tapi pasar yang dapat dijangkau menjadi hal yang paling dibutuhkan oleh UMKM.
Menurutnya, setelah menjadi pelaku UMKM, dia menyadari bahwa pembiayaan itu menjadi persoalan nomor sekian bagi pelaku UMKM, tapi pemasaran produk yang justru harus digencarkan.
“Saya melihat sekarang itu yang harus digencarkan buat UMKM bagaimana pemasarannya bukan cuma pembiayaan. Itu yang saya rasakan,” ungkapnya saat diwawancarai Media Indonesia, Minggu (28/4).
Baca juga : Meraup Untung Sekaligus Melestarikan Jamu Tradisional
Menurutnya menghubungkan pelaku UMKM dengan para pembeli menjadi salah satu modal utama keberlangsungan usaha bagi para UMKM.
Tanpa hal tersebut, akan percuma jika UMKM hanya diberikan pembiayaan tanpa tahu harus menjual produknya atau tanpa ada pesanan dari para konsumen.
Untuk itu, ajang BRILIANPRENEUR yang diselenggarakan oleh BRI harus diacungi jempol. Pasalnya acara ini dapat menghubungkan secara langsung para UMKM dengan konsumen bukan hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri.
Bahkan, nasabah KUR BRI tersebut mengatakan bahwa dirinya sangat berminat untuk menjadi UMKM binaan BRI dan juga akan mengikuti event BRILIANPRENEUR lagi ke depannya.
“Saya enggak tahu sih bagaimana caranya jadi UMKM binaan gitu. Kalau bisa jadi UMKM binaan BRI sih saya mau banget ya. Sayangnya saya enggak tahu gimana caranya,” pungkas Laksono. (H-2)
Martha merasa miris bahwa budaya menganyam saat ini sudah makin ditinggalkan, terutama di daerahnya.
Cokelat yang diterima masyarakat umum itu yang rasanya manis hanya sekian persen cokelatnya, selebihnya perisa danĀ gula.
Pandemi covid-19 yang terjadi empat tahun lalu ternyata tidak melulu menjadi cobaan. Itu juga membawa keuntungan bagi beberapa pihak, salah satunya adalah Huggy Boo.
Huggy Boo, jenama fesyen lokal bertemakan pakaian keluarga ciptaan Novita Hapsari memiliki sebuah arti yang menarik. Huggy Boo sendiri diartikan sebagai memeluk kesayangan.
Di Tenjo, Kabupaten Bogor, yang letaknya berada di perbatasan antara Bogor dan Banten, terdapat dodol yang memiliki rasa istimewa, tidak kalah lezat dibandingkan dodol lainnya di Indonesia.
Dodol Tenjo Boga Rasa yang diciptakan oleh Egi Mardani dan juga salah satu peserta Brilianpreneur 2023 memiliki kisah menarik yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat.
Desa Benteng, Kabupaten Bogor, bersolek menjadi salah satu desa wisata yang ada di Jawa Barat. Perjalanannya menjadi desa edu agrotourism boleh dibilang cukup panjang.
Kemajuan sistem pembayaran di Indonesia berkembang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah penerapan pembayaran nontunai menggunakan gawai melalui QRIS
Perkembangan jenama Huggy Boo yang kini tengah dalam proses kerja sama dengan Marc Jacobs untuk dipasarkan di luar negeri, tidak membuat sang pemiliknya, Novita Hapsari, berpuas diri.
Fitri Aprilia memulai bisnisnya sebagai perajin makrame sejak 2019. Berawal dari coba-coba, usahanya tersebut kini berbuah manis dan terus berkembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved