Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yakin dapat mencetak pertumbuhan kredit sebesar 12% secara tahunan atau year on year (yoy) di tahun ini, meski Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024.
"BRI optimistis pertumbuhan kredit dapat tercapai sesuai target yakni di kisaran 10-12% yoy," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, (27/4).
Sunarso menilai kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. Seperti diketahui, hingga akhir kuartal I 2024 tercatat rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 sebesar 83,28%. Kemudian dari sisi permodalan, BRI mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97%.
Baca juga : Kredit UMKM Tumbuh Signifikan
“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit dobel digit,” tegasnya.
Selain itu, keyakinan BRI untuk membidik pertumbuhan kredit 12% sepanjang tahun ini juga didasari oleh penyaluran kredit yang sudah tumbuh dobel digit di kuartal I 2024 yang mencapai 10,89% secara yoy.
Dari penyaluran kredit tersebut, BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Hingga akhir kuartal pertama 2024 tercatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perusahaan pelat merah itu terkendali di kisaran 3,11% dengan rasio loan at risk (LAR) yang membaik, dari 16,39% pada kuartal I 2023 menjadi 12,70% di akhir kuartal I-2024.
Baca juga : BRI Prediksi Era Suku Bunga Rendah Usai Semester I 2024
Sunarso menambahkan kenaikan suku bunga oleh BI merupakan keputusan logis dan rasional di tengah tantangan ekonomi global.
“Kami akan mengikuti kebijakan BI. Situasi global dan domestik yang menantang pada akhirnya memaksa pelaku industri untuk dapat merespons dengan baik dan bijak,” pungkasnya.
(Z-9)
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Sudah saatnya Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya, kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved