Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kinerja IHSG Melesat di Awal 2024

Media Indonesia
23/4/2024 13:50
Kinerja IHSG Melesat di Awal 2024
Market Outlook 2024 dan Prospek Investasi di Sektor Perbankan Pasca Pemilu.(Dok.Star Asset Management)

HEAD of Research Division Bursa Efek Indonesia Verdi Ikhwan menyebut kinerja IHSG dan aktivitas transaksi yang tercatat di BEI, menunjukkan peningkatan kapitalisasi pasar dan mencapai all time high sebesar Rp11.913 triliun pada 13 Maret 2024.

"Rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami peningkatan sebesar 4,9% (ytd) menjadi Rp11,3 triliun pada 16 April 2024," paparnya dalam Market Outlook 2024 dan Prospek Investasi di Sektor Perbankan Pasca Pemilu dan Musim Pembagian Dividen yang digelar STAR Asset Management dan Infovesta di Jakarta, Senin (22/4).

Ia menerangkan, pertumbuhan perusahaan tercatat di BEI yang stabil dengan total 924 perusahaan pada 2024 menjadikan Indonesia memiliki jumlah perusahaan tercatat terbanyak di ASEAN. Jumlah itu sekaligus mencerminkan dinamika pasar modal yang kuat dan prospek ekonomi yang menjanjikan bagi investor.

Baca juga : IHSG Kembali Ditutup di Zona Merah 

Di diskusi yang sama, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro lebihn menyoroti pertumbuhan PDB yang stabil 5,1% dalam setahun terakhir. Ia menekankan peranan signifikan sektor perbankan dengan pertumbuhan kredit tahunan mencapai 9% dan rasio kredit terhadap deposito (LDR) yang bertahan di 92%. Hal itu menunjukkan likuiditas yang memadai untuk ekspansi lebih lanjut.

Peningkatan laba bersih sektor perbankan sebesar 15% dari tahun sebelumnya juga memperkuat peran sektor ini dalam mendukung perekonomian nasional. Dalam kontinuitas analisa tersebut, kredit sektor perbankan naik sebesar 8% tahun lalu, sementara deposito tumbuh 6%.

"Penurunan rasio kredit bermasalah dari 2,9% menjadi 2,5% juga menunjukkan peningkatan dalam kualitas aset, memperkuat fungsi sektor perbankan sebagai pilar utama ekonomi dan pasar modal di Indonesia," terangnya.

Baca juga : Peningkatan Eskalasi Geopolitik Israel dan Iran Tekan IHSG

Pemateri lainnya, Direktur Infovesta Parto Kawito, memberikan kesimpulan tentang ketahanan sektor perbankan yang tangguh di tengah tantangan ekonomi global. Dalam paparannya, ia menyoroti pertumbuhan kredit di sektor perbankan telah meningkat sebesar 8% selama setahun terakhir, sementara pertumbuhan deposito stabil di angka 6%.

"Selain itu, kualitas aset meningkat dengan penurunan rasio kredit macet (non-performing loan atau NPL) dari 2,9% menjadi 2,5%, yang menunjukkan peningkatan kualitas aset di sektor perbankan. Penanda-penanda ini menegaskan peran penting sektor perbankan dalam mendorong perekonomian Indonesia dan dinamika pasar modal," ujarnya.

Dampak Kebijakan Moneter

Baca juga : IHSG Kembali Ditutup Melemah

Deputi Kepala Divisi Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat memberikan wawasan mendalam tentang dampak kebijakan moneter terkini pada sektor perbankan.

Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% telah meningkatkan biaya pendanaan. Namun di saat bersamaan, hnal itu juga mendorong kenaikan margin bunga bersih dari 4,3% menjadi 4,8% bagi bank yang efisien.

"Meskipun biaya pendanaan naik, banyak bank berhasil menyesuaikan strategi kredit dan manajemen risiko untuk memaksimalkan keuntungan. Itu terbukti dari penurunan NPL dari 3,2% menjadi 2,8%.

Baca juga : Tidak Hanya Indonesia, Indeks Saham Asia dan Eropa juga Terpukul

Di sisi lain, Edbert Suryajaya, Direktur Infovesta mengungkapkan Indeks Infobank15 yang berfokus pada saham-saham perbankan terpilih, mencatat kenaikan impresif 12% dalam setahun terakhir. Hal itu menandakan ketahanan dan potensi pertumbuhan sektor ini.

Rata-rata dividen yield saham dalam Indeks Infobank15 mencapai 5.2% pada tahun 2024, dengan rasio P/E yang stabil di angka 13,5. Hal itu menunjukkan valuasi yang menarik dibanding sektor lain.

Manajemen risiko yang efektif juga tecermin dalam nilai beta yang relatif rendah pada 0,9. Hal itu menandakan saham-saham dalam indeks ini lebih stabil dan kurang terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang tajam, sekaligus menjadikannya sebagai pilihan investasi yang menarik bagi investor yang mengutamakan keamanan investasi dan pertumbuhan jangka panjang.

Di penghujung diskusi, Susanto Chandra, Direktur STAR Asset Management, memaparkan fungsi STAR Infobank15 sebagai Reksa Dana Indeks yang berfokus pada sektor perbankan. Produk Reksa Dana indeks itu diharapkan akan memudahkan investor untuk mengakses peluang di sektor perbankan dengan risiko yang terkontrol.

"Produk ini akan menjadi alternatif cara investasi yang menarik bagi para investor yang memiliki minat di saham-saham sektor perbankan yang memiliki kinerja fundamental kuat dan likuiditas tinggi," terangnya.
Dalam paparannya, Susanto menyampaikan empat keunggulan utama dari STAR Infobank15, yaitu fokus pada sektor perbankan, kinerja historis yang impresif, dividen yang menarik, dan manajemen risiko yang efektif.

"Dalam tiga tahun terakhir, STAR Infobank15 mencatat kenaikan imbal hasil sebesar 25,8%, signifikan melampaui indeks pembanding yang hanya mencapai 6%. Meski mencatat pertumbuhan tinggi, Indeks Infobank15 mempertahankan volatilitas terkendali dengan nilai beta 1,18. Hal itu menunjukkan kombinasi luar biasa antara imbal hasil tinggi dan stabilitas risiko," tutupnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya