Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Konflik Iran-Israel, Subsidi BBM Bisa Membengkak hingga Rp250 T

Insi Nantika Jelita
15/4/2024 16:37
Konflik Iran-Israel, Subsidi BBM Bisa Membengkak hingga Rp250 T
Suasana salah satu SPBU di Jawa Tengah.(MI/Supardji Rasban)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperhitungkan dengan asumsi minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) naik menjadi US$100 per barel akibat eskalasi konflik Iran-Israel, subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) yang harus digelontorkan pemerintah mencapai Rp249,86 triliun.

Ini disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji dalam webinar 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI', Senin (15/4). Ia menjelaskan setiap kenaikan 1 dolar Amerika Serikat (AS) per barel akan mempengaruhi kenaikan subsidi dan kompensasi energi dalam negeri. Ia menyebut setiap kenaikan ICP US$1 per barel akan berdampak pada kenaikan subsidi energi sekitar Rp1,8 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp5,3 triliun.

"Jka ICP diperkirakan naik sampai US$100 per barel dengan kurs rupiah Rp15.900, maka subsidi dan kompensasi BBM naik menjadi sampai Rp250 triliun, (naik) dari yang sekarang kita asumsi di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 sekitar 161 triliun," ungkap Tutuka.

Baca juga : Iran Jadi Target Serangan Siber Israel, Pompa Bensin Lumpuh

Selain BBM, subsidi elpiji 3 kilogram (kg) juga akan melonjak jika ICP dipatok menjadi US$100 per barel menjadi Rp106,28 triliun, lebih tinggi dari asumsi APBN 2024 dengan Rp83,27 triliun.

"Tentunya totalnya akan sangat besar kalau kita totalkan subsidi kompensasi BBM dan elpiji," kata Tutuka.

Kemudian, pihaknya juga menghitung bila ICP naik menjadi US$110 per barel, maka subsidi dan kompensasi BBM menjadi Rp287,24 triliun, melonjak dari asumsi APBN 2024 dengan Rp161 triliun dan subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp116,97 triliun, naik dari asumsi APBN 2024 yang sebesar Rp83,27 triliun.

Baca juga : Pasokan Minyak Mentah Dunia Dikhawatirkan Terguncang akibat Konflik Iran-Israel

"Kalau naik ke US$110 per barel akan menjadi jauh lebih besar totalnya mungkin lebih dari Rp350 triliun," terang Dirjen Migas ESDM.

Ia menyampaikan sumber utama impor BBM Indonesia ialah Singapura dengan porsi 56,58%, lalu dari Malaysia dengan 26,75%, impor BBM dari India dengan 6,28% dan negara lainnya seperti Tiongkok, Oman, Korea. Sementara, Indonesia mengimpor minyak mentah dari Nigeria, Saudi Arabia, Angola dan Gabon. Sedangkan, sumber utama impor elpiji dari Amerika Serikat dan Timur Tengah.

Tutuka menegaskan dampak eskalasi konflik Iran dan Israel berhubungan pada jalur distribusi impor minyak mentah dan gas elpiji Indonesia karena berada di wilayah Timur Tengah dan Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel.

"Untuk impor minyak mentah sebagian besar dari Saudi Arabia dan Nigeria. Tentunya ini berpengaruh ya. Lalu, impor elpiji dari Amerika. Berbagai macam cara kita antisipasi kalau terjadi eskalasi berlanjut," pungkasnya. (Ins/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya