Harga Pangan masih Bergejolak, Pemerintah Disebut Tak Serius Cari Solusi

Naufal Zuhdi
04/3/2024 15:25
Harga Pangan masih Bergejolak, Pemerintah Disebut Tak Serius Cari Solusi
Warga membeli Beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran 5 kilogram di Jakarta.(Dok. MI/Ramdani)

GEJOLAK harga pangan sampai menjelang Ramadan 2024 ini masih terus terjadi. Merespon hal tersebut, Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian mengatakan sampai saat ini pemerintah masih belum menunjukkan kesungguhan dalam mencari solusi guna menyelesaikan carut marut tata kelola pangan nasional.

"Pola musiman yang ada periode over supply dan ada momentum defisit ini tidak juga dibenahi dengan manajemen stok yang baik," ujar Eliza saat dihubungi pada Senin (4/3).

Selain itu, sambung dia, infrastruktur pasca panen Indonesia juga belum baik dan belum memadai sehingga tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama.

Baca juga : Harga Pangan di Yogyakarta Masih Tinggi

"Jika ada infrastruktur cold storage yang baik ini bisa mengurangi gejolak harga karena ketersediaan akan terjaga dengan baik sepanjang waktu," ungkap dia.

Ia menilai, kelemahan pemerintah saat ini dalam menjaga kestabilan harga pangan adalah kurangnya keberpihakan terhadap petani. Ditambah lagi adanya disparitas harga dalam negeri versus pangan impor mendorong mencari keuntungan dari importasi pangan.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa untuk 2024 beras impor mulai berdatangan menjelang panen raya, begitu juga ketika panen tebu, impor gula rafinasi kerap membayangi para petani.

"Jadi ketika petani akan panen itu kerap dibenturkan dengan kebijakan impor, ini yg membuat petani terpukul. Kembali lagi jika tujuan impor memang untuk menutupi kekurangan produksi semestinya impor sesuai kebutuhan, dan kita bisa melihat berapa kira-kira kebutuhan beras itu setelah panen raya selesai. Bulan Juli-Agustus ini sudah dapat memperkirakan kira-kira produksi akan turun berapa karena lebih dari 60 persen produksi itu dari panen raya," tandasnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya