Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
INDONESIA dinilai sebagai pasar yang potensial bagi produk rokok elektrik (vape). Salah satu perusahaan vape asal Tiongkok, Joiway, menyatakan, penjualan mereka meningkat hingga 10 kali lipat dibanding saat mereka baru masuk pasar Indonesia pada 3 tahun lalu.
Keberhasilan itu tidak lepas dari strategi pengembangan bisnis yang mereka lakukan, termasuk dalam inovasi produk, menjaga kepatuhan pada setiap peraturan yang berlaku, serta jangkauan promosi dan pemasaran yang luas.
Tak hanya itu, mereka juga gencar menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di berbagai daerah.
Baca juga: Pasar Rokok Elektrik Indonesia Alami Perkembangan Pesat
Demikian dikatakan CEO Joiway, Lay, dalam temu media di Jakarta, Selasa (23/1/2024). Ia menjelaskan sejumlah langkah pengembangan bisnis Joiway yang sudah dilakukan di Indonesia.
Pertama, membangun merek. Mereka mendefinisikan Joiway sebagai merek yang erat dengan inovasi, kegembiraan, dan personalisasi.
Konsep ini melingkupi seluruh produk dan layanan mereka, dengan tujuan untuk menyampaikan nilai-nilai unik Joiway kepada konsumen.
Joiway memanfaatkan platform digital seperti media sosial dan situs e-commerce untuk menyampaikan informasi merek melalui konten dan iklan yang menarik. Konten ini mencakup fitur produk, berbagi pengalaman pengguna, serta promosi merek.
Baca juga: Urgensi Pengendalian Rokok Elektrik di Indonesia
Selain itu, mereka aktif berpartisipasi dalam komunitas rokok elektronik dan telah mendirikan komunitas penggemar yang memungkinkan interaksi langsung dengan pengguna.
“Dengan merespons umpan balik pengguna, menyediakan informasi profesional, dan terlibat dalam diskusi terkait, kami berusaha membangun hubungan kepercayaan dengan pengguna,” ujar Lay.
Di sisi pemasaran, hingga saat ini, Joiway sudah resmi menjalin kerja sama dengan 4.000 lebih vapestore yang tersebar di 40 kota besar di Indonesia.
Berawal dari Jabodetabek lalu ke Bandung, ke kota-kota lain di Pulau Jawa, Sumatra hingga akhirnya Joiway telah mencakup seluruh Indonesia sampai di bagian paling timur yaitu Merauke, Papua.
Baca juga: Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor
Untuk promosi, Joiway telah berkolaborasi dengan lebih dari 1.000 influencers dan selebritas, serta menyelenggarakan lebih dari 300 event offline di seluruh Indonesia seperti JIVE, Invex, Joiway x Pasar Musik, Big Bang Festival, dan Pekan Raya Jakarta.
“Kami juga berpartisipasi dalam berbagai pameran industri rokok elektronik di Indonesia, baik yang berskala besar maupun kecil." jelasnya.
"Kami memberikan perhatian khusus pada pameran-pameran yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Indonesia. Ke depan, kami akan terus berinvestasi dalam partisipasi pada pameran-pameran offline ini,” terang Lay.
Program CSR
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik, masyarakat prasejahtera di Indonesia mencapai angka 9% dari total rakyat Indonesia atau sekitar 26 juta jiwa. Berangkat dari situ, Joiway beritikad membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR.
“Sebagai entitas yang berbisnis di Indonesia, kami merasa bertanggung jawab untuk memberikan bantuan sebisa mungkin kepada masyarakat di sini,” kata Lay. (S-4)
Vape mengandung zat kimia berbahaya yang hampir sama dengan dari rokok tembakau, seperti nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, formaldehida, logam berat, dan diasetil.
Antioksidan seorang perokok juga sangat rendah karena terpapar oleh radikal bebas yang disebabkan dari proses pembakaran rokok.
Pasar rokok elektrik atau vaping terus berkembang, Inovasi dan keberlanjutan produk vaping jadi salah satu kunci untuk bersaing di market Tanah Air.
KEPALA Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pemerintah tengah dalam proses membuat aturan lebih detail soal rokok elektrik atau vape.
WHO menegaskan bahwa vaping atau vape tetap berbahaya bagi kesehatan dan tidak bisa dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok biasa.
Cairan vape juga mengandung nikotin yang dicampur dengan berbagai macam rasa yang menarik perokok untuk beralih dari rokok konvensional.
KPAI meminta agar pemerintah daerah bisa menegakkan regulasi yang terang benderang soal komitmen menjauhkan anak dari industri rokok.
Pengungkapan ini bermula dari informasi bahwa terdapat transaksi jual-beli liquid vape mengandung narkotika di wilayah Jakarta Pusat.
Produk seperti rokok elektronik atau tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
TREN rokok elektrik atau vape semakin banyak peminatnya. Padahal, risiko gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari merokok dengan vape juga tidak main-main.
Terdapat pemicu kebiasaan merokok bagi remaja penyandang disabilitas seperti gangguan emosi dan juga kesulitan belajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved