Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BANK Dunia melalui laporan Global Economic Prospects 2024 menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 4,9%. Angka tersebut dapat mengalahkan negara-negara utama seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang dan Tiongkok.
Sejumlah ketidakpastian ekonomi dalam dan luar negeri tetap menjadi perhatian pelaku pasar, terutama perlambatan ekonomi baik dari AS, Tiongkok dan sejumlah negara maju. Tensi geopolitik dari Perang Rusia - Ukraina dan konflik Timur Tengah turut memberikan dampak bagi aktivitas perekonomian.
Baca juga: UMKM Jadi Elemen Kunci Pengembangan Potensi Desa
"Kondisi ini menjadi tantangan bagi Indonesia. Namun dengan sejumlah data ekonomi di tahun 2023 yang solid akan memberikan ketahanan perekonomian dalam negeri," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis (11/1).
"Namun demikian pemerintah juga tetap fokus dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi global," kata Nico.
Bank Dunia dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects January 2024 memperkirakan ekonomi global akan melambat ke 2,4%.
Baca juga: Optimisme tidak Boleh Surut untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Ini disebabkan oleh dampak risiko besar dari konflik di Timur Tengah, gangguan di pasar komoditas, mahalnya ongkos pinjaman, membengkaknya utang dunia, melandainya ekonomi Tiongkok, inflasi yang masih tinggi, serta perubahan iklim yang ekstrim.
"Dalam mengatasi segala tantangan yang terjadi, Indonesia telah memiliki bekal yang cukup kuat, terbukti dari pendapatan negara di tahun 2023 yang mencapai Rp2.774,3 triliun (112,6 persen terhadap APBN 2023 atau 105,2 persen dari Perpres 75/2023) atau tumbuh 5,3 persen dibandingkan realisasi tahun 2022," kata Nico.
(Z-9)
ARAH pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai semakin suram. Indikator-indikator utama terus melemah, kebijakan publik dianggap belum efektif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Pemerintah memastikan tidak akan mengadopsi data kemiskinan yang dirilis Bank Dunia.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved