Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
EMITEN logistik, PT Krida Jaringan Nusanrtara (KJEN) bakal melakukan sejumlah investasi pada 2024 untuk menopang pertumbuhan perusahaan. Investasi bakal dilakukan dengan bijaksana dan strategis.
Direktur Utama KJEN Sunarto menngatakan, investasi akan dilakukan di ekosistem logistik yang menjadi bisnis utama dari KJEN. Salah satunya adalah investasi minoritas di perusahaan rintisan (startup) bidang distribusi FMCG yang meliputi jasa fulfillment dan pengiriman.
“Investasi KJEN di sektor ini didasarkan pada pertumbuhan yang diharapkan dan permintaan konsumen yang terus meningkat, terutama setelah Pemilu 2024 mendatang,” kata Sunarto.
Baca juga : Shipper dan Honeywell Bermitra Kenalkan Sistem Manajemen Gudang Meson di Indonesia
Selain itu, KJEN juga berinvestasi dengan skala minoritas di bidang trading dan pengangkutan batu bara karena potensi yang masih berkembang yang dan sejalan dengan kebijakan program pemerintah terkait dengan peningkatan hilirisasi smelter nikel untuk percepatan jumlah kendaraan listrik.
Sunarto menambahkan, KJEN berkomitmen memberikan benefit ke para stakeholders dengan melakukan investasi yang strategis, dan merespon dinamika pasar yang fleksibel seiring dengan akan adanya IKN di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Baca juga : Manfaatkan Bonus Demografi untuk Wujudkan Regenerasi SDM di Sektor Logistik
“Kami berharap dengan semangat dan dukungan karyawan serta kepercayaan pemegang saham, kinerja Perseroan dapat jauh lebih baik di masa yang akan dating”ujar Sunarto.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan KJEN, tercemin hingga saat ini masih menunjukkan keuntungan yang menjanjikan dan didukung oleh rasio keuangan yang sehat.
Di kuartal III-2023, KJEN membukukan pendapatan bersih di angka Rp5.512.133.635 dengan laba bersih Rp158.895.798. Jumlah Aset Lancar adalah Rp8.066.570.004 dan jumlah Aset Tidak Lancar sebesar Rp59.391.059.194.
Sementara itu untuk Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp2.527.103.925, Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp2.518.833.074 dan Ekuitas senilai Rp62.411.692.199.
Dengan demikian KJEN mempunyai Quick Ratio sebesar 318,99%, Working Capital Ratio sebesar 319,20% dan Debt-to Assets Ratio sebesar 0,07 yang mencerminkan fondasi keuangan yang kuat serta sekaligus mencerminkan kemampuan KJEN untuk mengatasi tantangan jangka pendek sambil tetap mempertahankan posisi keuangan yang stabil. (Z-5)
Permintaan terhadap solusi digital semakin meningkat, terutama pada layanan seperti cloud computing, keamanan siber dan AI.
SMIL menargetkan kenaikan omzet antara 20%-25% dibandingkan dengan 2024 yang melampaui target perseroan sebesar Rp360 miliar.
Implementasi Good Corporate Governmen turut berkontribusi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia.
PT OCBC Sekuritas Indonesia, anak perusahaan dari OCBC Bank meraih penerima penghargaan The Most Trusted Broker Winner 2024.
Langkah tersebut menindaklanjuti kasus pemecatan lima karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diduga menerima gratifikasi untuk memuluskan emiten agar bisa melantai di bursa.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Public Expose Live pada 26-30 Agustus 2024. Sebanyak 44 perusahaan tercatat berpartisipasi dalam acara tersebut.
Investor reksa dana mencatatkan pertumbuhan hingga Mei 2025 menjadi 15,6 juta, naik hampir 30% daripada periode sama 2024 sebesar 12,1 juta investor,
KEK Industropolis Batang menutup semester pertama 2025 dengan membukukan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Angka itu diperoleh dari masuknya dua tenant strategis.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Edukasi finansial bertajuk Investing in Youth, Empowering Communities. Program ini menyasar 300 siswa dari tiga sekolah menengah atas di Jakarta dan Depok.
Salah satu persoalan utama yang diwarisi dari regulasi sebelumnya adalah lemahnya kejelasan dalam pengklasifikasian risiko usaha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved