Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DAMPAK Iklim ekstrem El Nino dan potensi krisis pangan global terhadap ketahanan pangan nasional harus terus diwaspadai. Demi atasi tantangan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman fokuskan jajarannya agar terus lakukan peningkatan produksi pangan khususnya jagung dan padi.
Sesuai dengan arahan Mentan Amran tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) dorong program Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung di beberapa wilayah yang memiliki potensi besar.
Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) sebagai penanggungjawab kegiatan Upsus Provinsi Gorontalo, turut mendukung upaya-upaya dan kawal akselerasi tanam jagung dan padi di provinsi tersebut,
Baca juga: Polbangtan Medan Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Pelayanan CoS EASy
”Provinsi Gorontalo merupakan satu satu provinsi yang memiliki potensi lahan untuk peningkatan pangan, khususnya,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah dalam keterangan persnya, Rabu (22/11) pagi.
Sebagai bentuk upaya memperkuat peran Gorontalo sebagai sentra jagung nasional, Provinsi Gorontalo mendapat bantuan pada masa tanam bulan November-Desember 2023.
”Untuk provinsi Gorontalo, kami targetkan kegiatan optimalisasi seluas 10.000 hektare. Selain itu, ada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) seluas 13.000 hektare. Total 23.000 hekate lahan untuk jagung,” ungkap Nur Alam.
Baca juga: Kementan Perkuat Program, Kunci Akselerasi Pembangunan Perkebunan
Pemerintah saat ini telah mengalokasi anggaran khusus dalam bentuk ABT, anggaran yang digunakan khusus untuk akselerasi produksi jagung maupun padi. Dirjen Perkebunan menghimbau kepada pemerintah daerah agar Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) yang telah diidentifikasi agar segera ditetapkan dalam SK CPCL dan diinput dalam aplikasi sehingga semua data terdata secara akurat dan tepat sasaran.
Kepala Dinas Pertanian Gorontalo Muljady D Mario mengatakan kesiapan wilayahnya untuk menjalankan kegiatan Upsus Kementan. “Pada tahun 2024 Provinsi Gorontalo memiliki target seluas 106.000 hektare. Kami sanggup menyediakan kurang lebih 200.000 hektare, khusus untuk jagung saja,” jelas Muljady saat kegiatan persiapan tanam jagung Kecamatan Tilongkabila, Gorontalo, Senin (20/11).
Mewakili Dirjenbun, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Prayudi Syamsuri bersama Kepala BBPPTP Pontianak Andi Faisal turut hadir dalam kegiatan persiapan tanam jagung tersebut. Kehadiran pihak Direktorat Jenderal Perkebunan juga untuk turut mengecek ketersediaan lahan tanam jagung.
Baca juga: Perluas Ekspor, Kementan Perkuat Kerja Sama Bidang Peternakan dengan Timor Leste
"Kami berharap semoga melalui program Upsus akan memperkuat peran Provinsi Gorontalo sebagai sentra jagung dan mampu memenuhi kebutuhan jagung nasional," harapnya. (RO/S-3)
Warga Cikoneng yang merupakan pekerja perkebunan teh The Ciliwung mulai bertanam kopi di sela-sela tanaman teh sejak 2018.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai daerah kepulauan dengan topografi yang berbukit dan beriklim kering dalam hal struktur perekonomian hingga saat ini masih bergantung pada sektor pertanian.
Lahan HGU milik PTPN VIII Kebun Gunung Mas yang digunakan Markaz Syariah sejak 2013 tanpa izin dan persetujuan dari PTPN VIII itu seluas 30,91 hektare.
KOMUNITAS Anggur Tangsel (KAT) diharapkan dapat menjadikan buah anggur menjadi ikon Kota Tangsel berdampingan dengan tanaman anggrek.
Okke melaporkan RW ke Polres Metro Jaksel atas dugaan penipuan. Mulanya Okke dan RW menjalin kerja sama dalam hal agribisnis di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, NTB.
Dari hasil kunjungan diketahui sebagian lahan pertanian mengalami kekeringan yang cukup panjang yang tidak pernah terjadi selama kurun waktu 10 tahun terakhir
Diketahui, saat ini ada lebih dari 10 juta hektare lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional.
Demi memaksimalkan itu, Mentan Amran diketahui sudah terjun langsung ke lapangan dengan mendatangi daerah sentra di 10 hari pertama kerja.
Pasangan selebritas yang menikah pada 9 Agustus 2009 ini baru memutuskan melakukan program hamil pada 2018.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved