Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LEMBAGA Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank memberikan solusi pembiayaan untuk ekspor 6 unit pesawat terbang NC212i buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang dipesan oleh Department of National Defense/Armed Forces of Philippines (DND/AFP) Filipina senilai US$79 juta.
Pembiayaan tersebut dilakukan dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA) untuk mendukung industri manufaktur alat transportasi strategis nasional.
Dukungan LPEI tersebut tertuang dalam Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekspor antara LPEI dan PTDI untuk pengadaan 6 pesawat NC212i yang dilaksanakan pada 18 Oktober 2023 di kantor LPEI, Jakarta.
Baca juga: Airbus-PTDI Sepakat Kerja Sama Perawatan Helikopter dan Pesawat Militer
Direktur Pengembangan Bisnis LPEI Maqin U. Norhadi menyampaikan, ekspor 6 pesawat itu merupakan kebanggaan Indonesia karena PTDI dapat memproduksi produk industri strategis yang bernilai teknologi tinggi dan LPEI sebagai instrumen Pemerintah hadir memberikan solusi pembiayaannya.
"Pembiayaan yang dilakukan LPEI kepada PTDI merupakan wujud negara hadir untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Ekspor pesawat terbang akan meningkatkan reputasi Indonesia di mata global, terutama perusahaan Indonesia yang tergabung dalam industri strategis kedirgantaraan yang sarat dengan teknologi tinggi," kata Maqin dikutip dari siaran pers, Kamis (19/10).
Baca juga: PT DI dan UAC Jalin Kerja Sama Perawatan C-130
Maqin menjelaskan, LPEI melaksanakan program PKE dari pemerintah untuk mendukung pertumbuhan industri kedirgantaraan Indonesia agar memiliki daya saing yang tinggi. Hal tersebut menurutnya, sejalan dengan strategi LPEI untuk memperkuat ekosistem ekspor Indonesia.
PKE merupakan mandat yang diberikan kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan, dan atau asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, akan tetapi dianggap sangat penting oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional. Sampai saat ini, LPEI telah menyalurkan program PKE senilai Rp12 triliun untuk mendukung ekspor lebih dari 80 produk ke lebih dari 100 negara.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia PT Dirgantara Indonesia Wildan Arief menjelaskan, PTDI memberikan apresiasi tinggi atas dukungan LPEI dalam program penjualan pesawat terbang NC212i produksi PTDI ke Filipina.
Filipina telah memesan pesawat terbang produksi PTDI untuk kedua kalinya, yang merupakan bukti pesawat terbang produksi PTDI memiliki performa yang tinggi dan andal. "Kami berharap adanya solusi pembiayaan dari LPEI dapat menjadi keran pembuka ekspor pesawat terbang produksi PTDI lebih banyak lagi ke negara-negara lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan devisa Indonesia. Kami harap PTDI dapat bangkit kembali, terbang tinggi melintasi langit, dan terus berkibar," kata dia.
Pesawat NC212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya.
Sejak 2014, PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC212i dan hingga saat ini terhitung sebanyak 123 unit pesawat NC212 series yang telah diproduksi dan dikirimkan PTDI ke berbagai customer, baik dalam maupun luar negeri, dari total sebanyak 606 unit populasi pesawat NC212 series di dunia.
Perjanjian pembiayaan LPEI terhadap PTDI merupakan pemberian fasilitas ketiga yang dilakukan LPEI sejak 2018 lalu. Sebelumnya, LPEI telah memberikan dua fasilitas modal kerja ekspor untuk mendukung pelaksanaan kontrak PTDI dengan Nepal berupa 1 unit CN235-220 Military Transport senilai US$30 juta dan kontrak PTDI dengan Senegal berupa 1 unit CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) senilai US$24 juta, yang mana kedua unit pesawat tersebut telah berhasil dikirimkan pada 2021. (Mir/Z-7)
PT Dirgantara Indonesia (DI) membantah penyicilan gaji kepada karyawan pada November 2023 disebabkan oleh masalah kontrak yang dilakukan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah bahwa PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI melakukan pemotongan gaji karyawan.
PT DI sebagai satu-satunya perusahaan kedirgantaraan di Asia Tenggara memiliki kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat terbang.
Kerja sama ini meliputi kemampuan perawatan, perbaikan dan overhaul untuk helikopyer dan pesawat militer dari PTDI
Pemerintah berharap hal ini juga akan memicu kolaborasi baru di masa depan.
Desa Sejahtera Astra Pandeglang melepas ekspor perdana 5.000 ekor ikan mas sinyonya ke Vietnam, Minggu (31/5) pekan lalu.
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Sambal Kawani, produk sambal kemasan asal Jakarta, berhasil mencuri perhatian pasar ekspor, khususnya di Taiwan.
Gitar buatan Indonesia mencatat potensi transaksi awal (trial order) senilai US$202,95 ribu atau sekitar Rp3,33 miliar di ajang pameran alat musik internasional Sound Messe Osaka 2025.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengintegrasikan tiga aspek dalam strategi mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa bersaing di kancah global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved