Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
DIREKTUR Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan penyebab kinerja pasar bursa karbon terlihat tidak aktif, bahkan tidak terjadi transaksi pada hari kedua perdagangan di Rabu (27/9). Dia katakan secara alamiah, transaksi bursa karbon tidak selikuid bursa saham.
Selain karena masih berupa tahap awal dimana perdagangan dilakukan atas dasar sukarela dan jumlah pengguna jasa juga belum banyak.
“Nature-nya bursa karbon memang tidak se-likuid bursa saham. Sosialisasi dan pertemuan masih kami lakukan dengan perusahaan potensial. Diharapkan nantinya jumlah demand dan supply akan cukup banyak sehingga bursa karbon akan lebih likuid,” kata Jeffrey, Jumat (29/9).
Baca juga: Pengakuan Nilai Karbon Bentuk Optimalisasi Ekonomi Hijau
Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menerangkan bahwa tingkat likuiditas dari bursa karbon memang tidak akan seperti saham. Sebab bursa karbon memang bukan untuk spekulasi maupun keuntungan sesaat.
“Liquity-nya bukan seperti equity,” kata Inarno.
Baca juga: PLN Bersiap Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Self-Regulatory Organization (disingkat SRO) akan terus mensosialisasikan perdagangan karbon ini kepada para emiten, anggota bursa, juga para mitra Pertamina. Menurutnya, para perusahaan penghasil karbon dioksida (CO2) perlu waktu untuk mengkaji bagaimana mekanisme petunjuk batas atas emisi karbon (BAE) mereka.
“Selain itu, saat ini belum ada keharusan bagi produser emisi di sektor batu bara untuk membeli Sertifikat Pengurangan Emisi GRK,” kata Inarno.
Perdagangan Bursa Karbon pada hari kedua di Rabu (27/9), tercatat sepi apabila dibandingkan dengan hari perdana kemarin, Selasa (26/9), bahkan tidak mencatatkan transaksi sama sekali alias Rp0.
Sementara itu, harga karbon pada pembukaan dan penutupan tidak mengalami perubahan, yakni pada Rp77.000 per unit karbon. Total pengguna jasa atau user Bursa Karbon juga tidak mengalami perubahan dari hari perdananya, yakni sebanyak 16 pengguna jasa. Pada perdagangan perdana, BEI mencatatkan volume perdagangan karbon perdana mencapai 459.953 ton unit karbon. Transaksi yang tercatat hingga penutupan adalah 27 kali transaksi.
Nama-nama perusahaan yang berperan sebagai pembeli unit karbon juga tidak berubah karena memang tidak ada transaksi.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menuturkan pihaknya belum mematok target volume transaksi pada bursa karbon. Sebab, BEI sebagai penyelenggara Bursa Karbon tetap harus menunggu demand dan supply perusahaan dari SPE-GRK dan pengguna jasa untuk mematok target volume transaksi Bursa Karbon. (Try/Z-7)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang, Jakarta, PLN NP telah aktif berpartisipasi dalam perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) sejak 2022.
Indonesia memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global dengan mendorong Mutual Recognition Arrangement (MRA) bersama standar karbon internasional seperti Verra, Gold Standard,
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan pasar karbon dunia berpotensi menghasilkan pendapatan Rp8.000 triliun bagi Indonesia.
Carbon exchange atau bursa karbon adalah sistem atau platform tempat pembelian, penjualan, dan perdagangan kredit karbon atau izin emisi karbon.
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto akan membentuk lembaga baru yang memiliki wewenang superbesar (superbody) untuk menangani perdagangan karbon yang tak bisa disentuh BPK dan KPK.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved