Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Luhut Pastikan Indonesia Siap Berkolaborasi Atasi Krisis Iklim

Henri Siagian
08/9/2023 00:34
Luhut Pastikan Indonesia Siap Berkolaborasi Atasi Krisis Iklim
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan(Antara)

Pemerintah Indonesia memastikan diri terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan keberlanjutan global.
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan  Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan krisis iklim telah merugikan perekonomian global sebesar US$23 triliun pada 2050 dengan 3 juta kematian setiap tahunnya. Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia bersama negara-negara lain berkolaborasi mengatasi masalah krisis iklim.

Baca juga: Luhut Dampingi PM Tiongkok Jajal Kereta Cepat dari Halim ke Karawang

"Indonesia mempunyai peran penting dalam upaya dekarbonisasi global. Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan keberlanjutan global," ujar Luhut dalam pembukaan Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Jakarta, Kamis (8/9).

Luhut menambahkan, untuk mengatasi krisis iklim tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus ada kerja sama dari berbagai pihak untuk saling bergandengan tangan.

Lebih lanjut, setiap orang perlu mengambil tindakan dan bertindak untuk menyelamatkan masa depan bumi dari perubahan iklim. Namun, kolaborasi internasional dengan kecepatan dan skala yang besar semakin dibutuhkan saat ini.

"Dengan semangat kolaborasi global, kami memprakarsai Indonesia Sustainability Forum, sebuah forum tempat para pemimpin global berkumpul untuk mendorong kolaborasi internasional yang konkrit dalam mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," kata Luhut.

Luhut mengangkat beberapa topik penting mengenai tantangan keberlanjutan seperti mengurangi emisi gas rumah kaca serta timbunan limbah dari kegiatan ekonomi, melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem untuk menjamin kesejahteraan alam dan melindungi planet yang layak huni.

Selain itu, meningkatkan ekonomi hijau melalui pembangunan bisnis baru yang ramah lingkungan hingga menerapkan faktor finansial, teknologi, sumber daya manusia, dan faktor pendukung lainnya untuk mempercepat pertumbuhan berkelanjutan.

"Kami berupaya mendorong diskusi yang bermanfaat dan produktif di antara para pemimpin dan pemangku kepentingan utama yang hadir dalam dua hari ke depan," katanya.

Dalam gala dinner ISF) yang diselenggarakan oleh Kemenkomarves tersebut juga menampilkan animasi sebagai cara untuk mengajak masyarakat global untuk bersama-sama mengurangi emisi karbon.

Susi dan Nabil, dua karakter fiksi anak-anak Indonesia yang mewakili Kalimantan dan Papua, menjadi ikon Gala Dinner ISF. Dengan tema Harmony Nusantara, Susi dan Nabil mengungkapkan keprihatinan mengenai dampak perubahan iklim terhadap masa depan bumi. Kedua tokoh ini berharap agar semua pihak bersatu dalam semangat gotong-royong untuk mengatasi meningkatnya emisi karbon.

Kehadiran Susi dan Nabil menjadi sebuah simbolisasi harapan para pemimpin negara ASEAN dapat lebih serius dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan pemilik hutan tropis yang luas, telah mengambil langkah-langkah konkret dalam penanganan perubahan iklim. (Ant/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya