Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Pasar Properti masih Kondusif

Adiyanto
20/8/2023 18:00
Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Pasar Properti masih Kondusif
Ilustrasi: Salah satu perumahan subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat(FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Dalam Musyawarah Nasional (Munas) Real Estate Indonesia (REI) pekan lalu, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa sektor properti hingga real estat telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Sepanjang 2018-2022 kontribusi dari sektor ini setiap tahunnya mencapai Rp 2.300-2.800 triliun, atau 16% dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi Indonesia.

Selain kontribusi dari sisi ekonomi, sektor properti, real estat, dan konstruksi juga melibatkan banyak tenaga kerja dalam perputaran ekonomi, yakni mencapai 13-19 juta orang. Sektor properti, real estat, dan konstruksi juga dapat memberikan efek berganda kepada 185 subsektor industri lainnya, dari bahan bangunan seperti semen, besi, batu bata, hingga furnitur, elektronik, dan peralatan rumah tangga.

Di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh, tahan banting, dan makin kompetitif. Saat ini peluang sektor properti di Indonesia masih sangat besar karena pertumbuhan keluarga baru mencapai 700-800 ribu per tahunnya, dan backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih 12,1 juta.

Marine Novita, pengamat property yang juga Country Manager Rumah.com sebagai stakeholder industri properti,  menyambut baik apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo tersebut dan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungannya selama ini, sehingga dunia usaha real estat dan properti bisa terus bertumbuh.

"Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023, indeks harga properti terus mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,4% secara kuartalan dan 6% secara tahunan sehingga menjadi indikasi pasar properti masih kondusif. Meskipun demikian indeks suplai turun sebesar 4,1% secara kuartalan dan indeks permintaan turun sebesar 6,1% secara kuartalan," jelas Marine, dalam keterangan resminya, Jumat (18/8).

Menurt Marine kondisi pasar properti pada kuartal kedua tahun ini yang menunjukkan penurunan pada indeks suplai dan permintaan secara kuartalan merupakan kondisi yang tipikal terjadi setiap kuartal genap. Hal ini dikarenanakan adanya Hari Raya Idul Fitri di awal kuartal, tahun ajaran baru, dan Idul Adha di akhir kuartal. Sehingga secara umum, konsumen lebih berfokus pada pengeluaran konsumtif daripada kebutuhan primer.

Turunnya indeks suplai dan permintaan pada kuartal kedua tahun ini, kata dia, terjadi baik pada sektor rumah tapak maupun apartemen. “Pada sisi suplai, penurunan pada sektor rumah tapak maupun apartemen hampir sama besar. Sementara pada sisi permintaan, terjadi penurunan permintaan terhadap rumah tapak sebesar 6,5% secara kuartalan sementara pada apartemen turun sebesar 2,4% secara kuartalan.”

Marine menjelaskan bahwa distribusi permintaan terhadap hunian masih didominasi oleh rumah tapak, yakni sebesar 91% dari total permintaan pada kuartal kedua 2023. Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.

"Dari sisi penjual, stabilitas harga properti dapat dilihat dari kenaikan indeks harga properti yang konstan secara kuartalan. Sementara itu, dari sisi konsumen, hal ini dapat dilihat dari daya beli masyarakat yang tetap stabil. Kami yakin bahwa tren indeks pasar properti akan kembali positif pada kuartal depan, di mana tidak terdapat event musiman pada kuartal tersebut," jelas Marine.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik