Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

India Larang Ekspor Beras,Harga Pangan Bakal Makin Parah

Media Indonesia
21/7/2023 19:41
India Larang Ekspor Beras,Harga Pangan Bakal Makin Parah
Pekerja melepas karung berisi beras untuk dijadikan satu timbunan.(MI/Usman Iskandar)

LANGKAH pemerintah India yang melarang ekspor beras akan memperparah tekanan terhadap harga beras yang telah melonjak tajam seiring dengan pandemi dan krisis Ukraina.

Akibatnya krisis pangan yang telah menimpa beberapa negara di Asia dan Afrika akan semakin berat. Negara-negara di berbagai belahan dunia berebut pasokan pangan bagi rakyatnya. 

Beras adalah makanan pokok utama dunia dan harga di pasar internasional telah melonjak ke level tertinggi satu dekade saat dunia bergulat dengan pandemi Covid, perang di Ukraina, dan dampak fenomena cuaca El Nino pada tingkat produksi.

India akan melarang ekspor beras putih non-basmati - yang menyumbang sekitar seperempat dari totalnya - kata kementerian urusan konsumen dan makanan.

Langkah itu akan "memastikan ketersediaan yang memadai" dan "menahan kenaikan harga di pasar domestik", katanya dalam sebuah pernyataan Kamis malam.

India menyumbang lebih dari 40 % dari semua pengiriman beras global, sehingga keputusan itu dapat "berisiko memperburuk kerawanan pangan di negara-negara yang sangat bergantung pada impor beras", kata firma analitik data Gro Intelligence dalam sebuah catatan.

Negara-negara yang diperkirakan akan terkena larangan tersebut termasuk negara-negara Afrika, Turki, Suriah, dan Pakistan - semuanya sudah berjuang dengan inflasi harga pangan yang tinggi - tambah perusahaan itu.

Permintaan global melihat ekspor beras putih non-basmati India melonjak 35 % tahun-ke-tahun pada kuartal kedua, kata kementerian itu.

Kenaikan itu terjadi bahkan setelah pemerintah melarang pengapalan beras pecah belah dan memberlakukan pajak ekspor 20 % untuk beras putih pada September.

India mengekspor 10,3 juta ton beras putih non-basmati tahun lalu dan analis senior Rabobank Oscar Tjakra mengatakan pemasok alternatif tidak memiliki kapasitas cadangan untuk mengisi kekurangan tersebut.

"Biasanya pengekspor utama adalah Thailand, Vietnam, dan sampai batas tertentu Pakistan dan AS," katanya kepada AFP. "Mereka tidak akan memiliki persediaan beras yang cukup untuk menggantikan ini."

Pembatalan Moskow atas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang melindungi ekspor Ukraina telah menyebabkan harga gandum merangkak naik, katanya.

"Jelas ini akan menambah inflasi di seluruh dunia karena beras bisa digunakan sebagai pengganti gandum."

Harga beras di India naik 14-15 persen pada tahun ini hingga Maret dan pemerintah "dengan jelas memandang ini sebagai garis merah dari sudut pandang ketahanan pangan dan inflasi domestik", direktur riset lembaga pemeringkat Crisil, Pushan Sharma mengatakan dalam sebuah catatan.

India telah membatasi ekspor gandum dan gula tahun lalu untuk mengendalikan harga.

Dari dalam negeri dilaporkan bahwa Bulog terus berjuang memenuhi cadangan beras pemerintah. Saat ini cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog mencapai 750 ribu ton. Angka ini masih jauh dari target 2 juta ton namun masih diyakini cukup menghadapi dampak El Nino yang bakal terjadi pada Agustus mendatang. (AFP/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya