Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

2025, PGE Targetkan Kapasitas Terpasang Panas Bumi 1 GW

Media Indonesia
13/7/2023 21:05
2025, PGE Targetkan Kapasitas Terpasang Panas Bumi 1 GW
PLTP Binary Organic Rankine Cycle berkapasitas 500 KW yang dikelola PGE di Tomohon, Sulawesi Utara.(Antara/Reno Esnir.)

EKSPANSI PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dalam mengelola potensi panas bumi menjadi prioritas utama dalam dua tahun ke depan. Dengan kekuatan yang disokong dari 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dan satu wilayah kerja penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW) dari 672 MW kapasitas terpasang. Karenanya, PGE akan menambah 340 MW dalam dua tahun mendatang. Penambahan 340 MW akan didapatkan dari proyek-proyek yang sudah siap dieksekusi seperti Hulu Lais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW, Lumut Balai (Unit 2) sebesar 55 MW, serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing seperti Hululais, Lumut Balai, Ulubelu, dan Lahendong.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi juga mengungkapkan untuk mencapai target 1 GW, pihaknya mengimplementasikan strategi quick wins melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi binary (co-generation) serta pemanfaatan electrical submersible pump (ESP). "Pulau Sumatra dan Jawa memiliki potensi sumber daya panas bumi sebesar 17,4 GW. Sebagai pulau yang paling banyak memiliki industri di Indonesia, panas bumi memiliki potensi untuk menjadi sumber daya utama baseload hijau untuk sektor industri. Melihat potensi yang besar, PGE berkomitmen memaksimalkan potensi tersebut serta akan mengeksplorasi wilayah lain," ujar Julfi.

Baca juga: Makmur, Pejabat IKN Dapat Tukin Rp98 Juta Plus Fasilitas Mewah

Julfi melanjutkan secara garis besar dalam pengembangan potensi geotermal di Indonesia PGE memiliki dua tantangan, yaitu secara komersial dan teknologi. Namun tantangan pengembangan panas bumi tersebut, kata dia, sudah berhasil dihadapi dengan baik oleh PGE melalui maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

Untuk mengoptimalkan peluang komersial tersebut, PGE mengembangkan produksi green hydrogen serta produksi green methanol. Selanjutnya lagi yaitu optimalisasi pemanfaatan sumber geotermal selain dari listrik, semisal dari steam dan brine untuk pemanas, geotourisme, pengering untuk keperluan agrikultur, ekstraksi silika, meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geotermal dan secondary product di Pulau Sumatra. "Semua rencana yang sudah disiapkan PGE ini merupakan bentuk dukungan terhadap roadmap pemerintah dalam meningkatkan peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional, yaitu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemimpin kapasitas panas bumi di dunia dengan kontribusi sebesar 28% dalam rangka mencapai net zero emission," ujar Julfi.

Baca juga: Produsen Keselamatan Mobil Autoliv Tutup Pabrik di Jerman dan Inggris

Sepanjang gelaran Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023, PGE menyiapkan sejumlah kerja sama strategis dengan beberapa pihak untuk dapat mendukung peningkatan produksi, ekspansi bisnis, serta pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. "Ke depan, kami juga mengupayakan untuk bermitra dengan mitra-mita strategis internasional yang memiliki visi yang sejalan dengan PGE untuk mengembangkan potensi panas bumi guna memberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau untuk terus memajukan perseroan serta industri EBT Tanah Air," tutup Julfi. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik