Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kucurkan Rp147,8 M, Selandia Baru Bantu Kajian Teknis Pengembangan Panas Bumi Indonesia

Insi Nantika Jelita
13/7/2023 18:15
Kucurkan Rp147,8 M, Selandia Baru Bantu Kajian Teknis Pengembangan Panas Bumi Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Ulumbu(Dok. PLN)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Pemerintah Selandia Baru sepakat kerja sama dalam pengembangan panas bumi (geothermal) di Indonesia dengan fokus pada kajian teknis pemanfaatan energi  baru terbarukan yang ramah lingkungan itu.

Pemerintah Selandia Baru, melalui Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) berkomitmen untuk kerja sama di bidang panas bumi untuk periode 2023-2028 dengan total rencana pendanaan sebesar NZ$15,64 juta atau setara Rp147,8 miliar. Program kerja sama ini diberi nama Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).

"Saya berharap usaha bersama yang telah terbangun ini dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Pernyataan Publik Kerja Sama Bidang Panas Bumi Indonesia-Selandia Baru, Kantor ESDM, Jakarta, Kamis (13/7).

Baca juga : Potensi Panas Bumi Flores jadi Modal Transisi Energi

Ia menjelaskan dalam peta jalan transisi energi, kebutuhan listrik Indonesia diproyeksikan mencapai 1.942 tera watt Hour (TWh) di 2060. Untuk merealisasikan hal tersebut, dibutuhkan penyediaan listrik dari berbagai sumber energi terbarukan, salah satunya berasal dari panas bumi.

Menteri ESDM menyampaikan Indonesia dapat mengoptimalkan kerja sama dengan Selandia Baru karena negara tersebut memiliki ahli yang mumpuni dalam mengembangkan proyek panas bumi, termasuk pemanfaatan langsung dan inovasi dalam operasi panas bumi, seperti produksi hidrogen hijau dan Carbon Capture Storage (CCS).

Baca juga : Majukan Industri Panas Bumi, IIGCE 2023 Berlangsung 20-22 September

"Untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih, Indonesia bakal membangun sekitar 700 gigawatt pembangkit listrik energi terbarukan. Kami bersyukur memiliki kerja sama yang baik dengan Pemerintah Selandia Baru," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta menerangkan komitmen sebesar Rp147,8 miliar itu berupa fasilitas penyediaan bantuan teknis berupa pengiriman tenaga ahli atau peneliti dari Selandia Baru dalam peningkatan kapasitas eksplorasi di wilayah kerja panas bumi Indonesia. Misalnya saja di Kamojang, Jawa Barat.

"Selandia Baru memperkuat dukungan terhadap sektor energi panas bumi Indonesia melalui investasi lanjutan dalam program PINZ," imbuhnya.

Pendanaan ini akan diberikan selama lima tahun. Nanaia berharap kerja sama tersebut akan menguntungkan kawasan IndoPasifik secara luas dalam pemanfaatan energi terbarukan.

Diketahui bahwa kerja sama panas bumi antara Selandia Baru dan Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1970-an, dan merupakan bagian dari kerja sama energi terbarukan di bawah Kemitraan Komprehensif pada 2018. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya