Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PT Cemindo Gemilang Tbk membukukan pendapatan pada 2022 sebesar Rp9,7 triliun. Pendapatan tersebut bertumbuh sebesar 17,02% dibandingkan 2021 (year of year/yoy) yang mencapai Rp8,3 triliun. Pertumbuhan pendapatan produsen semen Merah Putih ini berasal dari dua pasar utama Cemindo yakni Indonesia dan Vietnam.
Selain itu, pendapatan dikontribusi dari kerja sama yang baik dengan distributor hingga pengambilan keputusan yang efektif demi menjangkau pasar yang lebih luas lagi di dalam negeri. Hingga akhir 2022, perseroan berhasil meningkatkan jumlah distributor sebanyak 42 atau meningkat 14% dari tahun sebelumnya.
Wakil Presiden Direktur Cemindo Gemilang Vince Indigo saat memaparkan kinerja perseroan pada 2022 di acara Public Expose, Jakarta, Kamis (22/6), saat ini pihaknya menjadi produsen semen regional dengan pertumbuhan pesat dan berkelanjutan. Dalam 12 tahun terakhir, Cemindo telah tumbuh secara substansial menjadi pemain regional di industri semen yang terkemuka di Indonesia.
Baca juga: Pasar Menanti Pengumuman Suku Bunga Acuan BI
Vince menjelaskan, kontribusi lain terhadap pertumbuhan pendapatan di 2022 juga berasal dari produksi dan volume penjualan semen dan klinker. Saat ini, perseroan memproduksi semen sebanyak 7,6 juta ton atau tumbuh sebesar 3,9%. Ada 14 varian produk semen yang dihasilkan. Untuk semen kantong (bag), ada merek Semen Merah Putih dan Semen Merah Putih Water Shield. Kemudian ada 12 jenis semen curah (bulk) antara lain 4 produk ramah lingkungan (green product) dan 2 produk derivatif.
Secara keseluruhan, total penjualan domestik semen dan klinker tahun lalu naik 7,1% menjadi 4,9 juta ton dibandingkan 2021 sebesar 4,57 juta ton. Sedangkan total penjualan dari dua pasar utama (Indonesia dan Vietnam) di 2022 mencapai 12,4 juta ton atau naik 1% dibandingkan 2021. Untuk pertumbuhan penjualan ekspor mengalami peningkatan sebesar 4% dari tahun sebelumnya dari 3,86 juta ton menjadi 4,025 juta ton. "Pertumbuhan penjualan tersebut didukung antara lain pengembangan produk-produk inovatif seperti water repellent cement, pengembangan jalur distribusi, penambahan distributor semen karena di beberapa daerah jumlahnya meningkat," ujarnya.
Baca juga: VW Incar Penjualan Tumbuh 7% dan Pasar AS-Tiongkok
Dengan kinerja yang bagus itu, Cemindo menempati peringkat empat besar dari delapan perusahaan semen terbesar di Tanah Air berdasarkan market share. Tercatat market share Cemindo di 2022 sebesar 6,92% atau naik 0,7% dibandingkan 2021 yang sebesar 6,19%. Sedangkan untuk posisi tiga besar yakni Semen Indonesia Group+SBI (eks Holcim), Indocement, dan Conch total market share 2022 sebesar 84,22%. Market share empat industri semen lain sebesar 8,86%.
Kinerja yang gemilang itu menunjukkan bahwa perusahaan semen dengan kode CMNT tersebut mampu bertahan dan bertumbuh sepanjang tahun lalu di tengah permintaan semen di Indonesia yang sedang menurun sebesar 2,9% dari 65,2 juta ton menjadi 63,3 juta ton. Tak hanya Indonesia, pasar utama Cemindo lain, yakni Vietnam juga mengalami stagnan. Penurunan permintaan semen secara nasional tersebut disebabkan dampak dari perlambatan realisasi sejumlah proyek konstruksi karena pandemi covid-19. Sementara kenaikan harga jual rata-rata disebabkan oleh melonjaknya harga energi seperti BBM dan batu bara.
Terkait kegiatan operasional pada 2022, terjadi kenaikan biaya energi dan pengangkutan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan biaya penjualan dan distribusi meningkat tajam pada 2022 dibanding sebelumnya. Namun hal tersebut bisa teratasi atas keputusan tepat manajemen, yakni mengamankan bahan baku dengan harga kompetitif, inovasi produk, dan ditambah dengan sedikit kenaikan harga semen. Sedangkan margin laba kotor mengalami peningkatan dari 25,65% menjadi 26,05%. "Ini termasuk EBITDA sebesar Rp1.827 miliar pada 2022 berada pada level yang sama dengan 2021," jelas Vince.
Perseroan juga terus memantau pergerakan utang dan mengoptimalkan biaya keuangan. Hasilnya, perseroan dapat mengurangi beban bunganya dari Rp681 miliar menjadi Rp628 miliar pada 2022. Sedangkan untuk laba komprehensif mengalami kerugian lebih dari Rp550 miliar untuk 2022 akibat rupiah yang terdepresiasi. Pasalnya, utang dalam kurs dolar AS. "Ini karena Cemindo memiliki pendapatan ekspor yang besar sehingga secara alami melakukan lindung nilai terhadap pinjaman ini karena dolar AS memiliki suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman dalam bentuk rupiah. Kerugian ini belum direalisasi dan sepenuhnya bersifat nontunai.
Senada, pengamat pasar modal Hans Kwee membenarkan bahwa tahun lalu industri semen nasional mengalami perlambatan permintaan semen. Hal yang sama terjadi juga di pasar semen Vietnam. Tak hanya itu, tekanan datang dari kenaikan biaya energi karena ada kenaikan biaya pungutan. Akibatnya, pembangunan di sejumlah proyek infrastruktur termasuk properti mengalami perlambatan.
Hans melihat bahwa di tahun ini terlihat geliat lebih kuat di industri properti sehingga diperkirakan ada kenaikan permintaan semen secara nasional. "Ini jelas berpengaruh pada penjualan CMNT yang diperkirakan terus tumbuh seiring dengan pulihnya sektor properti dan masih terus berjalan proyek infrastruktur nasional," tandasnya. Permintaan semen nasional pada tahun ini akan lebih di kisaran 4%-5%. (RO/Z-2)
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Masa pensiun bukan akhir dari produktivitas. Temukan 5 ide bisnis berbasis hobi yang cocok untuk pensiunan dengan Kredit BRIguna Purna dari BRI.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Kenapa Palaran? Karena Palaran akan menjadi akan menjadi kawasan yang menjanjikan di masa depan.
Kenaikan kinerja bisnis UMKM pada Triwulan I/2025 ini tidak lepas dari pengaruh Ramadan dan Idul Fitri yang mendorong lonjakan permintaan dan harga.
Media sosial memiliki dampak sangat besar dalam industri kue, karena menjadi sumber inspirasi bagi para pembuat kue untuk menciptakan berbagai jenis dan rasa yang unik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved