Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

GHON Bidik Penyewaan Serat Optik

Fetry Wuryasti
31/5/2023 08:28
GHON Bidik Penyewaan Serat Optik
Pekerja merapikan kabel serat optik di Makassar.(Antara/Basri Marzuki)

PT Gihon Telekomunikasi Indonesia (Tbk) (GHON) mengumumkan pembelian sebanyak 118,615 lembar saham atau 70 persen kepemilikan pada perusahaan kabel serat optik PT Global Patra Sinertama (GPS) senilai Rp39,375 miliar pada tanggal 26 Mei 2023.

Ini merupakan langkah Gihon sebagai emiten menara telekomunikasi memasuki bisnis penyewaan serat optik. Sebab, perusahaan melihat peluang potensi bisnis dari penyewaan serat optik akan berkembang signifikan dalam tahun mendatang. Maka kombinasi antara infrastruktur menara telekomunikasi dan jaringan serat optik yang kuat dapat menciptakan sinergi yang signifikan.

“Tujuannya meningkatkan pendapatan serta memberikan nilai tambah kepada pemegang saham,” tulis manajemen perusahaan, pada laporan pengumuman yang diunggah Senin (29/5).

Selanjutnya dicapai kesepakatan antara Perseroan, Bayu Pujo Saputro (BPS) dan Roisatul Ummah (RU), yaitu Perseroan akan mengambil alih 25% kepemilikan saham RU di GPS dan 45% kepemilikan saham BPS di GPS.

“Transaksi ini sepenuhnya menggunakan pendanaan internal Perseroan dan tidak berdampak signifikan pada kondisi keuangan Perseroan,” kata manajemen.

Nilai pembelian ini tidak masuk dalam golongan transaksi material, karena kurang dari 20 persen nilai ekuitas GHON sebesar Rp780,8 miliar pada akhir tahun 2022. Transaksi ini juga tidak masuk dalam kategori transaksi afilisi, karena penjualnya yaitu Bayu Pujo Saputro dan Roisatul Ummah tidak memiliki hubungan afiliasi dan mengandung benturan kepentingan.

“GPS bukanlah perusahaan yang terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (POJK 42 tahun 2020). Dengan demikian maka Transaksi ini bukanlah merupakan transaksi dengan pihak terafiliasi Perseroan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42 tahun 2020,” kata manajemen.

Selain GHON, Roisatul Ummah masih memegang 20 persen saham Global Patra Sinertama. Sisanya, 10 persen saham Global Patra Sinertama dipegang oleh Gihon Nusantara Tujuh.

Selanjutnya dalam paparan publik, Selasa (30/5), Gihon Telekomunikasi Indonesia membukukan pendapatan untuk kuartal I-2023 sebesar Rp48,35 miliar, meningkat 8,48% dari periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp44,57 miliar. Namun beban pokok pendapatan pun membengkak 31,72% dari Rp9,02 miliar, menjadi Rp11,88 miliar.

Sementara itu laba kotor relatif stagnan hanya meningkat 2,58% menjadi Rp36,47 miliar dari sebelumnya Rp35,55 miliar. Sedangkan beban usaha, beban lain dan pajak final ikut naik.

Beban usaha tercatat naik 19,35% menjadi Rp4,77 miliar dari periode sama tahun lalu di angka Rp3,99 miliar. Beban lain dan pajak final naik 70,3%, menjadi Rp8,19 miliar dari sebelumnya di Rp4,8 miliar.

Laba dari operasional relatif sama menjadi Rp31,7 miliar dari sebelumnya Rp31,56 miliar. Lalu laba sebelum pajak penghasilan turun menjadi Rp23,51 miliar dari sebelumnya Rp26,75 miliar.

Laba bersih tahun berjalan pun terkoreksi 8,03% menjadi Rp22,67 miliar dari sebelumnya di tahun lalu sebesar Rp24,65 miliar. Demikian pula laba per saham turun 8,03% menjadi Rp41,22, dari sebelumnya Rp44,82.

Hingga akhir tahun 2023 perusahaan menargetkan pertumbuhan tenants sekitar 10%, terdiri atas penambahan layanan built to suit (B2S) sebanyak 109 tenant atau 10% dari total B2S yang sudah ada, dan 53 tenant kolokasi atau tumbuh 8,5% dari total tahun yang telah ada hingga tahun lalu sebanyak 624 tenant. Sehingga total target sebanyak 1.058 tenant B2S dan 677 tenant kololasi di 2023. (Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya