Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BERBAGAI upaya terus dilakukan untuk menghasilkan solusi mengentaskan backlog di sektor perumahan. Salah satunya adalah membentuk ekosistem perumahan yang mampu memberikan akses pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada pembiayaan kredit perumahan.
Seperti yang diketahui, berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2020, angka backlog perumahan kini menjapai 12,75 juta unit. Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Mohammad Solikin, memprediksi bahwa setiap tahun ada kebutuhan rumah untuk keluarga baru mencapai 700 ribu hingga 800 ribu unit.
Selain, masalah pemenuhan kuota penyediaan hunian, keterbatasan fiskal pada sistem pembiayaan perumahan nasional juga jadi faktor utama. "Ini juga jadi masalah yang menghambat perjalanan pengentasan backlog yang dihadapi," kata dia.
Baca juga: Taktik Tepat Tekan Backlog
Untuk itu, dengan adanya ekosistem perumahan, diharapkan pemeriyah bisa membuka akses pembiayaan perumahan yang bisa diakses kalangan MBR. Mengutip tulisan dalam buku ‘Ekosistem Perumahan’ karya Arief Sabaruddin, bahwa rumah adalah kebutuhan dasar manusia yang diatur oleh undang-undang.
Negara memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan rumah sehat dan layak huni pada lingkungan sehat dan layak huni, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Perumahan dan Kawasan permukiman. Masyarakat memenuhi hak bermukim, tidak harus dengan cara memiliki, tetapi dapat juga dengan cara lain, seperti sewa.
Baca juga: Mengurangi Backlog Lewat Creative Financing
“Negara harus menyiapkan fasilitasi tempat hunian yang menjamin setiap penduduk dapat menjangkaunya,” tulis Arief.
Arief yang merupakan praktisi ternama di dunia properti ini menilai, pemerintah harus menghasilkan berbagai solusi skema pembiayaan yang lebih baik.
Sehingga berbagai skema pembiayaan untuk memudahkan masyarakat memiliki rumah khususnya bagi segmen MBR. Besarnya kebutuhan perumahan tidak didukung dengan skema pembiayaan yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan karena itu dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh stakeholder perumahan.
Dalam bukunya juga Arief mengupas dan menguraikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terkait dengan ekosistem perumahan, baik dari sisi kelembagaan, supply-demand, pembiayaan, regulasi, maupun sisi rancang bangun, sehingga buku ini dapat menjawab kebutuhan akan grand design perumahan di Indonesia. (RO/Z-10)
Selain itu, penjualan rumah tipe besar terkontraksi sebesar 14,95% (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 11,69%(yoy).
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
MENJADIKAN Karawang, Jawa Barat, bukan hanya sebagai destinasi industri, melainkan juga sebagai masa depan hunian premium di timur Jakarta.
Ciputra Group resmi menggelar acara Berita Acara Serah Terima (BAST) tahap pertama untuk hunian CitraLake Villa.
MENTERI Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan perumahan kunci ketahanan kota hingga inklusi sosial.
Menurut Ara, rincian subsidi rumah ini akan diumumkan rinci pada waktunya.
Skema sewa beli atau rent to own (RTO) dinilai sebagai solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Temukan rumah idaman dan manfaatkan promo KPR menarik di BRI Consumer Expo 2025 Goes to BSD City. Dapatkan juga penawaran eksklusif properti dan kendaraan!
Dapatkan rumah impian, test drive BYD, lelang emas, dan promo menarik di BRI Consumer Expo 2025 di Citra City Sentul!
Mempersiapkan akad kredit rumah atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah langkah penting dalam proses pembelian rumah.
Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi oleh BTN mencapai Rp106,8 triliun, meningkat 8,1% dibandingkan periode yang sama tahun
Bank BTN Cabang Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan pembangunan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 800 unit selama 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved