SEBAGAI organisasi yang menjadi penggerak kewirausahaan UMKM, Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) tak sekadar menampung para pelaku bisnis tersebut. Namun PBA juga berikhtiar mengembangkan bisnis UMKM para anggotanya. Caranya dengan memfasilitasi permodalan, memberikan pelatihan, mempertemukan dengan pembeli, serta meningkatkan kualitas dan kontinuitas produk UMKM.
"Selain menggarap pasar di dalam negeri, PBA juga mencari peluang ekspor ke beberapa negara di luar negeri di antaranya Eropa dan Korea," jelas Ketua Umum PBA Dr Ary Zulfikar atau biasa disapa Kang Azoo saat melakukan audiensi dengan Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua MPR. Dari PBA hadir pula jajaran pengurus antara lain James Ibrahim, Arie Budiman, Dr Dewi Tenty, Yayan Abdul Wahid, Arief Budiman, Peppy, dan Hassan Lubis, Kamis (16/3).
PBA juga aktif melakukan promosi dengan ikut dalam berbagai pameran, ekspo, kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pasar, baik yang dilakukan secara online maupun offline. Kehadiran merek kolektif, Lupba, menjadi strategi pengembangan dan peningkatan produksi pelaku UMKM bagi PBA dalam melakukan upaya promosi dan pemasaran produk. Bagi pelaku UMKM yang ingin bergabung dalam merek kolektif Lupba, PBA mensyaratkan bahwa produk yang sudah mendapat merek Lupba ialah produk yang kualitasnya sudah teruji.
Baca juga: Pengusaha Sebut Aturan Penyesuaian Upah Cegah PHK Massal
Di hadapan Bamsoet, Azoo juga menyampaikan bahwa ekosistem PBA sudah terbentuk, seperti koperasi UMKM Alumni Indonesia (Kuali), Bumi Alumni Gallery sebagai platform digital yang dikembangkan PBA, Gerai Lupba dan Cupba yang memasarkan produk merek kolektif Lupba, serta pendampingan dan konsultasi hukum bagi para pelaku bisnis UMKM (Pusat Studi Bumi Alumni dan Lembaga Advokasi UMKM).
Selain itu, dalam mengembangkan kiprah di tingkat global, Azoo akan berkolaborasi dengan World Union of Small Medium Enterprise (WUSME), organisasi internasional yang berbasis di San Marino, dalam melakukan kegiatan pengembangan UMKM di Indonesia, termasuk mengenalkan produk UMKM di pasar global. Kebetulan Azoo juga ditunjuk sebagai Ambassador UMKM oleh WUSME, organisasi internasional yang berbasis di San Marino.
Dalam kesempatan tersebut, Azoo mengajak Bamsoet untuk ikut bergabung menjadi Dewan Pembina di Perkumpulan Bumi Alumni selaku Ketua Dewan Pembina. Bamsoet langsung memberikan persetujuan, karena ia juga memiliki obsesi ingin membantu pelaku bisnis UMKM di Indonesia. "Saya menyatakan bersedia dan akan membantu program-program yang dilakukan PBA," jelasnya.
Baca juga: Optimistis Pasar Perumahan Terus Bergairah, CSG Langsung Luncurkan Tiga Proyek Baru
Ketua MPR yang juga memiliki latar belakang pengusaha bersedia membagikan pengalamannya dalam dunia usaha untuk memajukan UMKM di Indonesia. Menurutnya, potensi UMKM di Indonesia sangat besar dan selama ini terbukti sektor UMKM memberikan sumbangan besar dalam bidang perekonomian. Bamsoet juga mengundang jajaran PBA untuk melihat produk-produk PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (BAMS) yang didirikan oleh Bamsoet di Banjarnegara, Jawa Tengah, seperti keripik salak, nangka, pisang, atau makanan kemasan yang telah diekspor ke luar negeri. Dalam kesempatan itu juga, Bamsoet dan Azoo sepakat untuk melakukan kolaborasi untuk mengembangkan dan mendorong pelaku UMKM baik dipasar domestik dan global.
Karena itu ia sangat mendukung PBA yang selama ini sudah berjuang membesarkan pelaku bisnis UMKM. Bekerja membangun ekosistem UMKM memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, dari mulai pemerintah, BUMN, kementerian lembaga dan para pelaku bisnis. "Yang dilakukan oleh PBA merupakan langkah konkret dan insyaallah sektor UMKM akan berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Bamsoet.
Di lain kesempatan, Azoo menggelar rapat coordination meeting yang dilaksanakan secara virtual pada 10 Maret 2023 dan menyampaikan program kerja Ambassador WUSME kepada Presiden WUSME Ms. Barbara Terenzi. Dalam awal pengantar meeting, Presiden WUSME menyoroti pentingnya WUSME dan Ambassador WUSME untuk mempromosikan dan mengatasi tantangan UMKM dalam menjalankan usahanya, terutama pada masa covid-19 yang saat ini belum berakhir. Terenzi juga memaparkan struktur organisasi WUSME yang terdiri dari Dewan Direksi yang dibantu oleh Komisi Permanen dan Para Ambassador sebagai perwakilan dari masing-masing negara yang menjadi anggota WUSME.
Azoo menambahkan dalam melaksanakan kegiatan program kerja WUSME antara lain perlu pembentukan tim proyek untuk setiap acara, menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat/daerah, kementerian, BUMN, dan sektor swasta, melibatkan pelaku UMKM dalam setiap kegiatan, para pelaku UMKM memanfaatkan teknologi informasi, antara lain membuat database baik UMKM Indonesia maupun UMKM dari negara lain secara digital platform. Dalam pemaparan akhir Azoo, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), berkomitmen sebagai Ambassador WUSME untuk Indonesia untuk terus untuk bersinergi dengan WUSME dan UMKM dalam pengembangannya dan berharap kolaborasi antara WUSME dan UMKM di Indonesia. (RO/Z-2)