PENERIMAAN pajak dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar, tumbuh sebesar 65,1% lebih tinggi dari tahun lalu yang sudah pulih dengan pertumbuhan 55,3%.
Sektor perdagangan menjadi kedua terbesar kontribusi terhadap penerimaan pajak, masih tumbuh tinggi di 33,2%, tahun lalu sudah pulih dengan pertumbuhan 51,2%.
"Jadi ini adalah resiliensi pada perdagangan. Kami harap menjelang Ramadan dan juga Lebaran, sektor perdagangan juga akan terus tumbuh dengan baik," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2).
Sektor yang sangat positif yaitu jasa keuangan, yang tumbuh 53%, lebih tinggi dari sebelumnya yang juga sudah tinggi di 28,9%.
Penerimaan pajak dari sektor pertambangan masih tumbuh 69,3%, meski merosot dari tahun sebelumnya yang sudah tumbuh 244,7%.
Baca juga: Menkeu: 50% Alokasi Pembiayaan Investasi untuk Pembangunan Infrastruktur
Untuk sektor konstruksi, menggambarkan pemulihan dari 18,9%, menjadi 50,4%. Ini adalah suatu hal yang sangat positif karena sektor ini dari sisi penciptaan kesempatan kerja dan multiplier effectnya paling besar.
"Jadi kalau bisa tumbuh tinggi, dia memberikan dampak terhadap perekonomian yang lebih merata," kata Menkeu.
Sektor transportasi mengalami tumbuh sangat tinggi dari penerimaan perpajakan, tumbuh 62,5%. Sedangkan jasa perusahaan tumbuh 69,8%, menggambarkan kegiatan dari sektor jasa perusahaan sudah mulai beranjak tinggi.
Hanya di bidang IT yang pertumbuhannya 6,9%, karena memang bidang IT ini yang sudah tumbuh selama 3 tahun berturut-turut selama pandemi.
"Dari total sektoral ini, kami boleh mengkonfirmasikan data yang dikeluarkan oleh BPS, bahwa pemulihan ekonomi Indonesia across-sector juga cukup merata dan sektor-sektor yang mengalami pukulan dalam juga sudah pulih, dilihat juga dari sisi penerimaan pajaknya," kata Menkeu. (OL-4)