Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hati-hati, Sakit Kronis Bisa Membuat Anda Miskin Mendadak

M Rodhi Aulia
10/2/2023 11:22

SEMUA orang tentu ingin selalu sehat dan bahagia. Namun kadang hidup berjalan di luar rencana. Sakit bisa kapan pun menyerang. Jika sudah begini, persiapan keuangan yang baik menjadi sebuah keharusan.

Pengalaman pahit akan ketidaksiapan perencanaan keuangan yang baik dialami oleh Niwa Adhe Saputra. Seluruh aset keluarganya habis dijual dan bahkan masih menyisakan utang yang mesti dibayar. Kondisi pilu tersebut bermula dari sang kakak yang didiagnosa mengidap kanker tulang. Pengobatannya membutuhkan biaya tidak sedikit, tak kurang dari Rp1 miliar.

Keluarga Niwa, ayah dan ibunya, tidak memiliki uang sebanyak itu. Mereka terpaksa berutang demi mendapatkan biaya berobat. Karena biaya yang dibutuhkan masih banyak, aset berharga milik keluarga pun terpaksa dijual.

"Beberapa aset harus kita jual. Ada kendaraan mobil dan tanah, kita jual. Rumah yang kita tempati itu akhirnya harus digadaikan juga untuk dijadikan jaminan karena mengejar nyawa ya," ujar Niwa pada program acara Kick Andy di Metro TV.

Nasib berkata lain, kakak Niwa akhirnya meninggal dunia. Saat itu pula, Niwa dan keluarga baru menyadari semua harta benda yang mereka miliki lenyap dan ditambah sang ibu harus juga dirawat karena kista.

"Jadi sesudah menjual barang-barang, menggadaikan rumah masih harus menanggung utang," kata Niwa yang kini berprofesi sebagai agen asuransi.

Pengalaman Niwa dan keluarga membuktikan bahwa sakit, apalagi tergolong kronis, bisa memiskinkan siapapun secara mendadak. Oleh karena itu, Niwa mengambil pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

"Pengobatan yang terus-menerus bahkan dampaknya bukan hanya di kita sebagai yang sakit gitu tapi ke keluarga itu dampaknya sangat luar biasa banget karena punya aset seperti apapun akan terasa tidak berharga. Kenapa akhirnya sekarang setelah ekonomi saya mapan dan lain sebagainya, keluarga saya belikan asuransi semuanya. Karena yang ngabisin duit itu bukan kalau meninggal tapi kalau sakit," ucap Niwa.

Momentum tersebut menyadarkan Niwa akan pentingnya mengatur perencanaan keuangan yang baik dengan memiliki asuransi jiwa. Karena sehat sekarang, belum tentu tidak akan sakit pada masa mendatang.

"Meninggal cuma sekali, tujuh harian selesai (Yasinan). Tapi kalau kita bicara sakit itu check out dari rumah sakitnya kapan saya enggak pernah tahu. Kalau punya asuransi itu bisa dikatakan orang itu enggak egois, karena kalau orang egois, biasanya kan dia tidak akan pernah memikirkan kalau sakit. 'Ya udah lu enak nih tidur di ranjang rumah sakit tapi enggak mikirin keluarga bagaimana bayarnya, terus dia harus investasi waktu nungguin di rumah sakit gitu. Makanya saya biasanya ngajak ke teman-teman, yuk punya asuransi dengan lu punya asuransi berarti kamu tuh tipe orang yang enggak egois. Saat lu sakit, yaa udah, lu cuma minta waktu keluarga buat nungguin tapi semua biaya lu di-cover sama asuransi," kata Niwa.

Lain lagi dengan pengalaman yang dialami Susana Hakim. Sejak awal ia telah memproteksi diri dengan asuransi kesehatan. Ketika tiba-tiba divonis mengidap osteosarcoma atau kanker tulang, Susana tak dipusingkan oleh biaya pengobatan meski harus bolak-balik berobat ke Singapura.

Akibat penyakitnya itu, kaki Susana harus dipasangi implan titanium. Susana kaget karena jenis kanker tersebut biasa diidap laki-laki di bawah usia 17 tahun. Sementara dirinya seorang perempuan dan berusia di atas 40 tahun.

"Kanker itu adalah sebuah misteri dan penyebabnya multifaktor. Dokter saya sendiri, yang saya enggak nanya, dia bilang setiap manusia punya sel kanker. Tinggal pemicunya atau memang Tuhan izinkan itu terjadi," ujarnya.

Susana bersyukur sebelum musibah datang, dia telah mempersiapkan diri memiliki polis asuransi dengan pengobatan yang ditanggung hingga ke Singapura.

"Untuk pengobatan, kebayang ini kan suatu penyakit yang serius ya dan panjang. Jadi memerlukan biaya yang sangat tinggi dan bersyukur banget saya tuh walaupun ya dalam kondisi pola makan, pola hidup sehat, tetapi saya mengambil asuransi yang plan-nya sampai ke Singapura," katanya.

Kesadaran Masyarakat Memiliki Asuransi Meningkat

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk memproteksi diri dengan asurasi jiwa terus meningkat. Terutama dalam dua tahun terakhir atau masa pandemi covid-19.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyebutkan jumlah pemegang polis di Indonesia sempat bertahan selama beberapa tahun di kisaran 17 juta hingga 18 juta.

"Tapi tahun lalu (2022) untuk pertama kalinya tembus 20 jutaan dan tahun ini (2023) pun sudah 22 juta hampir 23 juta. Jadi terlihat terus meningkat gitu ya, untuk polis perorangan," kata Budi.

Namun jika dibandingkan dengan populasi Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa, lanjut Budi, masih terdapat pekerjaan rumah yang sangat besar dalam menjangkau mereka. Kemudian menjadi tugas banyak pihak untuk melakukan edukasi dan literasi keuangan dan asuransi secara intensif.

Dalam hal ini, AAJI melakukan serangkaian sosialisasi di berbagai tempat dan komunitas. Di antaranya universitas, sekolah dan komunitas. Termasuk di dalamnya media sosial agar pemahaman masyarakat semakin meningkat.

"Kami tidak berharap bahwa seluruh masyarakat memiliki proteksi asuransi jiwa ya, kalau memang menganggap 'Oh, saya belum perlu. It's okay'. Tapi paling tidak tanggung jawab kami memastikan sebanyak mungkin masyarakat Indonesia paham apa itu proteksi? Apa itu perencanaan keuangan masa depan? Dan bahwa beberapa risiko mungkin tidak bisa cegah, tapi bisa kita siapkan dampak keuangannya," kata Budi. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
  • Ciptakan Usaha yang Jadi Solusi untuk Masyarakat

    03/11/2024 05:45

    Dewasa ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka

  • Beri Peluang Anak Muda untuk Kembangkan Diri

    03/11/2024 05:40

    MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia.

  • Anak Penjahit yang Jadi Rektor

    13/10/2024 05:30

    Perjalanan perkuliahan Asep tidak mudah. Ia bahkan sempat dipenjara karena menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat penyebaran buku putih yang isinya kisah gurita bisnis Presiden Soeharto.

  • Jatuh Bangun Membangun Bisnis di Usia Muda

    29/9/2024 05:30

    Setelah masalah selesai, Fikrang pun menutup bisnis aplikasinya itu, namun dia tidak kapok untuk berbisnis.

  • Drama Kudeta di Kadin

    22/9/2024 05:30

    Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.

  • Bule Sabang Merauke

    15/9/2024 05:30

    Media sosial sempat diramaikan video seorang bule yang membantu warga membangun jembatan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.