Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INVESTASI di sektor digital dan transisi energi bersih merupakan dua area penanaman modal yang berpotensi tumbuh tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Karenanya penting bagi tiap negara berkembang untuk mengoptimalisasi potensi yang dimiliki dari dua sektor tersebut.
Hal itu terungkap dalam laporan Bank Dunia bertajuk Global Economic Prospects yang dirilis pada Selasa (10/1) waktu setempat. Laporan itu menekankan pentingnya perancangan kebijakan yang tepat guna merangsang pertumbuhan investasi berkualitas.
"Sangat penting untuk merancang kebijakan yang dapat merangsang investasi dengan manfaat yang bertahan lama sambil mencegah perilaku oportunistik seperti pencarian rente, dan untuk fokus pada proyek investasi berkualitas tinggi," demikian petikan laporan Bank Dunia yang dikutip pada Rabu (11/1).
Investasi pada sektor digital dan energi bersih dinilai paling prospektif saat ini dan beberapa waktu ke depan. Sebab, pandemi covid-19 menciptakan peluang baru untuk adopsi infrastruktur digital dalam perdagangan dan tata kelola.
Sementara volatilitas pasar energi karena invasi Rusia ke Ukraina dan kebutuhan yang semakin mendesak untuk memenuhi tujuan iklim telah menjadikan pengembangan sumber energi yang bersih, terbarukan, dan terjangkau sebagai prioritas.
Pandemi juga menggarisbawahi potensi pendekatan digital terhadap pendidikan di negara-negara berkembang, tidak hanya untuk mengatasi dampak putus sekolah terhadap pendapatan di masa depan, tetapi juga untuk membantu mengurangi ketimpangan dalam pendidikan, asalkan infrastruktur yang diperlukan dan kondisi dasar lainnya yang sesuai tersedia.
Bank Dunia juga menekankan, dalam jangka panjang, investasi di bidang pendidikan diperlukan untuk memacu penelitian dan pengembangan, dan inovasi.
Dua area investasi itu juga dinilai dapat menjawab kebutuhan investasi negara-negara berkembang untuk memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim, memperbaiki kondisi sosial, memperlancar transisi dari pertumbuhan yang didorong oleh sumber daya alam, dan mendukung pertumbuhan keluaran dan pendapatan per kapita jangka panjang.
Pada saat yang sama, prospek pertumbuhan investasi masih lemah, ruang fiskal terbatas, dan kondisi ekonomi makro tidak menentu. Kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi di negara berkembang dan ekonomi berkembang sudah jelas.
Namun, mobilisasi pembiayaan yang memadai untuk menutup kesenjangan investasi terkait pembangunan yang berasal dari sumber daya dalam negeri, bantuan internasional, pinjaman dari bank pembangunan multilateral, dan investasi sektor swasta asing akan menjadi tantangan.
Tantangan tersebut menuntut strategi kompleks yang menampilkan berbagai langkah fiskal dan struktural untuk meningkatkan investasi publik dan swasta, dengan prioritas khusus yang didorong oleh keadaan negara. (OL-8)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved