Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
EKONOM Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengatakan bahwa investasi di Indonesia masih didominasi dari sisi fisik, sementara dari sisi riset, teknologi dan informasi sama sekali belum baik. Hal ini menyebabkan pertumbuhan investasi di Indonesia tidak berkualitas.
"Pertumbuhan ekonomi kan didukung oleh investasi, tapi lebih dari 80% investasi ini hanya bersifat fisik. Jadi yang dibangun hanya wujudnya saja tapi soal teknologi dan informasi hanya 1% dan sisanya transportasi," ungkapnya dalam acara Catatan Awal Tahun 2023 dari Ekonom Senior Indef secara virtual, Kamis (5/1).
"Jadi sungguh ini menunjukkan bahwa pertumbuhannya tidak berkualitas karena investasi ini hanya soal membangun ibu kota baru, LRT, kereta cepat, dan lainnya. Ini harus diiringi dengan teknologi, informasi dan riset. Riset di Indonesia sangat lemah dan akan berakibat kepada kemampuan inovasi kita yang jelek dan tidak bisa bersaing," sambung Faisal.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa hampir 3/4 dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia disumbangkan oleh modal fisik. Sementara sumbangan pengembangan riset, teknologi dan informasi masih minus.
"Negara-negara yang riset, teknologi dan informasinya minus itu Laos, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Butan, Banglades, Fiji, dan Brunei. Jadi Indonesia dan beberapa negara ini saja yang lemah di sektor ini," tuturnya.
Selain itu, Faisal juga menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia masih lemah baik dari sisi industri maupun ekspor. Dari sisi industri, Indonesia dikatakan masih bergantung pada segelintir subsektor industri saja.
"Misalnya makanan dan minuman itu kontribusinya hampir 40% ditambah industri kimia, farmasi dan herbal menyumbang 50% dari total industri manufaktur non migas," ujar Faisal.
Dari sisi ekspor juga dikatakan hanya melonjak dari segelintir komoditasnya saja yaitu batu bara, CPO, besi dan baja yang menyumbang sekitar 42,5% dari total ekspor Indonesia. (OL-13)
Baca Juga: Ini Alasan Garuda Gugat Balik Perusahaan Lessor Greylag
KAWASAN Pelabuhan Labuan Bajo kian bersolek. Wilayah tersebut kini mulai mengubah rupanya menjadi salah satu destinasi wisata.
Camat dan lurah diminta untuk memetakan titik-titik prioritas yang dapat dijadikan lokasi pelaksanaan program padat karya.
Harus ada upaya mendorong riset dan inovasi AI yang relevan dengan kebutuhan bangsa, serta menjaga etika dan nilai dalam teknologi.
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
Sebelumnya Apdesi juga menyampaikan beberapa permohonan diantaranya penambahan Alokasi Dana Desa.
Dia juga menyoroti bahwa aktivitas masyarakat yang terkendala lantaran berada di kawasan hutan, harus pula mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan melalui kelestarian hutan.
HARAPAN baru bagi jutaan perempuan Indonesia kembali menyala melalui peluncuran Orange Bond oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Keterbukaan terhadap ide dan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam mewujudkan visi Indonesia menuju 2045.
Kehadiran Indonesia dalam pameran ini merupakan undangan resmi dari Pemerintah Provinsi Gansu.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
PERIODE transisi pemerintahan dinilai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya investasi senilai Rp1.500 triliun masuk ke Indonesia pada tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved