Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Faisal Basri : Pertumbuhan Investasi di Indonesia Tidak Berkualitas, Ini Indikasinya

Despian Nurhidayat
05/1/2023 13:16
Faisal Basri : Pertumbuhan Investasi di Indonesia Tidak Berkualitas, Ini Indikasinya
Proyek pembangunan Tol Indralaya - Prabumulih, Sumsel. Pemerintan gencar membangun jalan tol/fisik dibanding riset dan teknologi(MI/Dwi Apriani)

EKONOM Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengatakan bahwa investasi di Indonesia masih didominasi dari sisi fisik, sementara dari sisi riset, teknologi dan informasi sama sekali belum baik. Hal ini menyebabkan pertumbuhan investasi di Indonesia tidak berkualitas.

"Pertumbuhan ekonomi kan didukung oleh investasi, tapi lebih dari 80% investasi ini hanya bersifat fisik. Jadi yang dibangun hanya wujudnya saja tapi soal teknologi dan informasi hanya 1% dan sisanya transportasi," ungkapnya dalam acara Catatan Awal Tahun 2023 dari Ekonom Senior Indef secara virtual, Kamis (5/1).

"Jadi sungguh ini menunjukkan bahwa pertumbuhannya tidak berkualitas karena investasi ini hanya soal membangun ibu kota baru, LRT, kereta cepat, dan lainnya. Ini harus diiringi dengan teknologi, informasi dan riset. Riset di Indonesia sangat lemah dan akan berakibat kepada kemampuan inovasi kita yang jelek dan tidak bisa bersaing," sambung Faisal.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa hampir 3/4 dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia disumbangkan oleh modal fisik. Sementara sumbangan pengembangan riset, teknologi dan informasi masih minus.

"Negara-negara yang riset, teknologi dan informasinya minus itu Laos, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Butan, Banglades, Fiji, dan Brunei. Jadi Indonesia dan beberapa negara ini saja yang lemah di sektor ini," tuturnya.

Selain itu, Faisal juga menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia masih lemah baik dari sisi industri maupun ekspor. Dari sisi industri, Indonesia dikatakan masih bergantung pada segelintir subsektor industri saja.

"Misalnya makanan dan minuman itu kontribusinya hampir 40% ditambah industri kimia, farmasi dan herbal menyumbang 50% dari total industri manufaktur non migas," ujar Faisal.

Dari sisi ekspor juga dikatakan hanya melonjak dari segelintir komoditasnya saja yaitu batu bara, CPO, besi dan baja yang menyumbang sekitar 42,5% dari total ekspor Indonesia. (OL-13)

Baca Juga: Ini Alasan Garuda Gugat Balik Perusahaan Lessor Greylag



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya