Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

BI: Gejolak Perekonomian Saat Ini Harus Disikapi Dengan Hati-Hati

Ficky Ramadhan
27/10/2022 16:02
BI: Gejolak Perekonomian Saat Ini Harus Disikapi Dengan Hati-Hati
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti.(Medcom.id)

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan, pada saat ini kondisi perekonomian dunia masih dibayangi oleh ketidakpastian dengan fenomena yang dipenuhi dengan volatility, uncertainty, complexity serta ambiguity. Hal ini tentunya harus disikapi dengan hati-hati, apalagi Indonesia akan menggelar KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Destry mengatakan, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) sendiri beberapa kali telah melakukan revisi dalam proyeksinya. Dimana terakhir pada bulan Oktober ini, IMF telah melakukan revisi ke bawah atas pertumbuhan dunia yang mencapai 3,2% ditahun 2022 dan menurun menjadi sebesar 2,7% di akhir tahun 2023.

"Dengan kondisi gejolak perekonomian global yang saat ini masih terus berlangsung, tentunya kita harus sikapi hal tersebut secara hati-hati," ujar Destry dalam acara Indonesia's Strategic Role in the G20: Expert Perspectives, Jakarta, Kamis (27/10).

Destry menjelaskan, kondisi ketidakpastian ini semakin terakumulasi dengan terjadinya inflasi akibat adanya global supply shock yang di perparah dengan ketegangan geopolitik antara rusia dan ukraina, kemudian ada kebijakan proteksionisme dan gangguan iklim.

Kemudian, kondisi ini juga di perburuk dengan adanya pengambilan kebijakan bank sentral, khususnya di mulai di negara-negara maju yang sangat agresif dengan meningkatkan suku bunga yang pada akhirnya hal ini justru memicu resiko resesi di negara maju dan akhirnya akan spill over ke negara-negara berkembang.

"Reaksi kebijakan yang di ambil suatu negara, pasti akan mempengaruhi kondisi perekonomian negara lainnya dan hal ini justru menjadi krisis circle yang tidak ada ujungnya," tuturnya.

Oleh sebab itu, menurut Destry, diperlukan sebuah sinergi dan semangat untuk pemulihan bersama dan mencari solusi atas krisis yang terjadi. Dan dalam presidensi G20, Indonesia dapat memprioritaskan agar setiap anggota dapat menyuarakan pandangannya agar tema G20: recover together, recover stronger akan menjadi relevan.

"Presidensi G20 Indonesia berusaha untuk terus mempertahankan tujuan pembanguna global, yaitu mendorong perekonomian global yang lebih kuat, berkelanjutan, imbang, dan inklusif," pungkasnya. (Fik)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya