Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Ekonom dari Institute of Social, Economics, and Digital (ISED) Ryan Kiryanto memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan BI 7-Days Reverser Repo Rate (BI7DRR) di kisaran 25 hingga 50 basis poin. Ini dinilai sebagai langkah untuk menjaga inflasi di dalam negeri yang mulai merangkak naik.
"Perkiraan saya BI7DRR akan naik berkisar 25-50 bps menjadi 4,5-4,75% untuk cegah inflasi melonjak menembus 6% karena efek kenaikan harga bbm ke inflasi masih 2-3 bulan ke depan," ujar dia melalui keterangannya, Kamis (20/10).
Selain sebagai cara mengendalikan inflasi, penaikan suku bunga acuan juga dilakukan untuk menahan pelemahan rupiah. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir ini mata uang Garuda mengalami depresiasi, hampir menembus Rp15.500 per dolar Amerika Serikat di pasar spot.
Apalagi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan masih akan menaikkan Fed Funds Rate atau suku bunga acuannya di level 75 hingga 100 bps. Itu diperkirakan akan terjadi dalam bulan ini atau bulan depan.
Dengan kata lain, diprediksi mata uang dolar AS akan terus menguat dan menjatuhkan nilai mata uang negara lainnya. Ryan mengatakan, BI bisa saja agresif dalam memutuskan kenaikan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kali ini.
Itu karena ekspekstasi inflasi nasional yang terbentuk hingga akhir tahun ini berada di kisaran 6 hingga 7%. "Bisa jadi BI akan lebih agresif menaikkan BI Rate sebesar 50 bps pada RDG BI hari ini sebagai strategi upfront-loading atau preemptive. Intinya, BI akan menuntaskan persoalan inflasi ini melalui bauran kebijakan yang lebih agresif guna secepatnya melandaikan inflasi berjalan maupun ekspektasi inflasi," pungkas Ryan. (OL-12)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved