Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lima Manfaat G20 di Bali bagi para Pemimpin Daerah

Mediaindonesia.com
18/10/2022 18:34
Lima Manfaat G20 di Bali bagi para Pemimpin Daerah
Pengunjung berfoto di objek wisata Danau Laguna Fitu Puncak Ternate, Maluku Utara, Minggu (16/10/2022).(Antara/Andri Saputra.)

PARA pemimpin daerah memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia 2022 guna mengembangkan pariwisata, membuka kesempatan kerja sama dalam bidang perdagangan, hingga menggalang kerja sama soal isu-isu perkotaan. Terdapat lima isu yang bisa diusung oleh para pemimpin daerah terkait penyelenggaraan KTT G20. 

Itu disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam Jumpa Pers G20 updates secara virtual melalui aplikasi Zoom, Selasa (18/10), di Jakarta, bertajuk Merayakan Kepemimpinan Indonesia di G20. Pertama terkait masalah pariwisata. Daerah-daerah harus berbenah jelang KTT G20 untuk lebih mengenalkan destinasi-destinasi unggulannya. "Untuk mengenalkan destinasi pariwisata, 500 kota/kabupaten harus berbenah, bersiap-siap mendapatkan efek-efek limpahan dari pertemuan ini," kata Bima yang juga Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
 
Kedua, ajang penyelenggaraan KTT di Bali juga membuka kesempatan kerja sama perdagangan antardaerah ketika mereka bertemu dalam pertemuan-pertemuan terkait G20. Selanjutnya, G20 memberikan banyak manfaat terkait isu perkotaan, membuka kerja sama yang lebih intens tentang isu perkotaan, isu transportasi, isu lingkungan hidup, isu climate change, isu SDGs.

Keempat, membuka ruang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang sangat strategis di bidang perdamaian dunia. "Ini mendorong peran kita dalam perdamaian dunia, tidak hanya di tingkat pemerintah, tetapi juga sebagai warga negara," ungkapnya. 

Kelima, isu kepemimpinan muda. G20 bisa dimanfaatkan oleh kelompok muda melalui berbagai macam kegiatan. Terlebih Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi bersama kota-kota lain di dunia. "Kepemimpinan formal bermunculan seperti wali kota muda, bupati muda, maupun anak-anak muda, pemimpin komunitas yang memimpin secara informal," lanjut Bima.

Dalam forum Apeksi, kata Bima, spirit kepemimpinan Indonesia dalam G20 terus digaungkan di berbagai kegiatan asosiasi, termasuk menggelar acara untuk kepemimpinan muda di Bandung, Bogor, Padang, dan selanjutnya menyusul Solo pada 28 Oktober nanti. Dalam isu perkotaan, Apeksi banyak mengelaborasi isu konsolidasi perkotaan termasuk implementasi pembangunan berkelanjutan atau SDGs. "Pemerintah kota melalui Apeksi menyelenggarakan pemeringkatan atau indeks dari SGDs," jelas Bima. 

Melalui pemeringkatan ini, capaian SDGS dari masing-masing kota bisa diketahui. Sedangkan untuk menjawab isu pariwisata dan perdagangan, Apeksi melakukan promosi mengenai potensi kedua bidang di berbagai forum regional dan global dengan membawa bendera kepemimpinan Indonesia dalam G20 pada 2022.  

Menurut Bima, masing-masing isu telah memiliki forum sehingga mempermudah koordinasi, promosi, dan komunikasi. Misalnya di Solo ada smart city forum dan Singkawang Kalimantan Barat terdapat forum untuk membahas infrastruktur ibu kota baru. 

Selanjut Bima berharap Apeksi bisa menjadi penghubung di tingkat nasional dalam G20 untuk kemudian mampu menurunkan kelima isu di atas kepada para kepala daerah atau pemerintah kota. "Isu apa saja yang saat ini menjadi fokus bisa kemudian teman-teman wali kota mengartikulasi di daerah masing-masing dengan spirit yang sama. Kata kuncinya adalah harus ada orang-orang yang menjembatani, memberikan update isu-isu di tingkat G20 untuk diturunkan ke informasinya ke perkotaan." Ia mengajak semua bupati dan wali kota untuk menjemput bola mengambil peran di G20 sehingga daerah bisa memaksimalkan manfaat atas kepemimpinan Indonesia dalam G20 tahun ini. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya