Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Peran P4S semakin Penting sebagai Pembaharu Pertanian Desa

Mediaindonesia.com
10/10/2022 19:51
Peran P4S semakin Penting sebagai Pembaharu Pertanian Desa
Tahun depan sejumlah P4S akan menjadi sasaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menu Pertanian Presisi dan Regeneratif.(DOK Kementan.)

DI tengah sejumlah ancaman yang membayangi pertanian, peran P4S dinilai sangat penting. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian menggenjot potensi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai pembaharu pertanian di perdesaan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan P4S memiliki peran untuk mendukung pembangunan pertanian. "Pembangunan pertanian yang kami lakukan dimulai dari desa. Oleh karena itu, kami memaksimalkan peran P4S sebagai pembaharu perdesaan," katanya. Mentan pun berharap P4S bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pertanian. 

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat membuka Pelatihan Manajemen Bagi Pengelola P4S Wilayah Readsi, di Gowa, Kamis (6/10). "Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun P4S. Ada dua alasan untuk mendukung itu. Pertama, saat pelaksanaan Fornas pada pekan lalu yang sukses diselenggarakan di Bali telah menghasilkan Ketua dan Pengurus FK P4S Nasional yang baru setelah selama ini tertunda beberapa tahun," tuturnya. 

Kedua, sambung Dedi, tahun depan sejumlah P4S akan menjadi sasaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menu Pertanian Presisi dan Regeneratif. Pria yang sering disapa Prof Dedi itu menambahkan, selain itu peran P4S menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan tiga tantangan dan ancaman utama sektor pertanian saat ini, yaitu pascapandemi covid-19, perubahan iklim, dan tekanan geopolitik Rusia-Ukraina.

"Akibat dampak dari covid 19, perubahan iklim atau climate change, serta perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan produksi dan produktivitas pangan global menurun secara signifikan. Sedangkan permintaan bahan pangan terus meningkat mengakibatkan harga komunitas pangan melejit," ujarnya. "Ketidakpastian ini perlu disikapi dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada subsektor budi daya dengan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi lingkungan," tambahnya.

Menurutnya, ada tiga jurus jitu mengatasinya. "Pertama, kendalikan inflasi terutama pada komoditas pertanian. Kendalikan produksi, olahan, dan distribusinya. Yang kedua lakukan substitusi pangan impor ke pangan lokal mengingat harga pangan impor semakin tinggi. Dan yang ketiga genjot ekspor," tutur Dedi. 

Ditambahkan Dedi melihat kondisi ini yang paling penting yaitu P4S menjadi garda terdepan mengatasi krisis pangan global. "Tentu ada amunisi yang perlu kalian pegang yaitu implementasikan smart farming dan manfaatkan kredit usaha rakyat (KUR)," katanya.

Sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, P4S diharapkan menjadi pembaharu perdesaan dalam upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming dan penumbuhkembangan petani millenial. "P4S harus menjadi pelopor dan agen. P4S menjadi andalan, harapan, dan masa depan pembangunan pertanian kita. Untuk itu P4S juga diharapkan dapat berfungsi sebagai klinik agribisnis (KIA) bagi petani/pelaku usaha di sekitarnya dalam mendukung Program Tani Akur yang memberikan referensi dan pendampingan dalam akses KUR," katanya. 

Kemudian, menurutnya, kelembagaan P4S berfungsi mempercepat penyebaran informasi teknologi di bidang pertanian.
"Oleh karena itu melalui pelatihan ini, saya berharap dapat dihasilkan pengelola P4S yang mampu mengelola P4S dengan baik, mampu merancang dan melaksanakan pelatihan dan permagangan, serta mampu membangun jejaring kemitraan dan negosiasi dengan semua stakeholders, baik pemerintah maupun swasta," ujarnya.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangakaluku, Muhammad Sidiq, menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan pengelola P4S dalam merancang, melaksanakan pelatihan permagangan, jejaring kemitraan, dan negosiasi serta manajemen pengelolaan P4S. "Pelatihan Manajemen bagi Pengelola P4S akan dilaksanakan secara offline selama lima hari, yaitu 5 sampai 10 Oktober 2022, di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku," terangnya. 

Target peserta pelatihan yaitu sejumlah 60 orang pengelola P4S di wilayah Program Readsi dari empat provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo. Ini akan difasilitasi oleh fasilitator pelatihan dari praktisi/akademisi dan Widyaiswara BBPP Batangkaluku. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik