Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DIREKTUR Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho menyatakan kondisi eksternal ekonomi Indonesia memperkuat cadangan devisa dalam negeri. Kendati terjadi arus modal keluar (capital outflow), namun secara fundamen situasi nasional masih cukup baik.
"Secara fundamental, memang tidak ada permasalahan yang perlu kita khawatirkan di Indonesia," ujar Wahyu saat memberikan materi pelatihan media di Bali, Sabtu (1/10).
Hal itu disebabkan oleh kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang masih mencatatkan surplus sebesar US$2,4 miliar pada triwulan II 2022. Kondisi itu jauh lebih baik ketimbang posisi NPI triwulan I yang mencatatkan defisit US$1,8 miliar.
Wahyu optimistis, surplus NPI akan kembali terjadi di triwulan III 2022 meski ada sedikit tekanan dari capital outflow, terutama dalam bentuk portofolio. Pada pekan kedua September 2022, arus modal keluar tercatat sebesar Rp8,48 triliun.
Arus modal keluar terbesar terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,38 triliun. Sedangkan capital outflow di pasar saham tercatat sebesar Rp3,1 triliun.
"Ini karena memang semua negara akhir-akhir ini mendapat tekanan dari outflow, larinya balik lagi ke AS. Investor berlomba-lomba memindahkan asetnya ke negara yang dianggap paling aman," ujar Wahyu.
Kendati demikian, cadangan devisa Indonesia masih dalam kondisi yang aman. Per 20 September 2022, nilai cadangan devisa negara tercatat sebesar US$132,2 miliar. Tekanan disebut masih akan ada dan terjadi. Untuk itu BI akan melakukan intervensi valuta asing.
Baca juga: Ekonom: BLT Pemerintah Sangat Membantu Masyarakat Kelompok Rentan
Optimistis terjaganya cadangan devisa juga berasal dari kinerja dagang yang selama 20 bulan terakhir mencatatkan surplus. Belum lagi pemerintah masih berhasil meraup dana sebesar US$2,3 miliar dari penerbitan global bond.
"Ini jumlah yang sangat signifikan, terutama bagi kondisi saat ini. Memang, pertama ini adalah pertanda ada perbaikan di sisi cadangan devisa, dan menunjukkan persepsi investor asing ke perekonomian Indonesia masih kuat," ujar Wahyu.
Tak hanya itu, bila dibandingkan negara-negara lain yang mengalami depresiasi nilai tukar, Indonesia dianggap masih relatif lebih baik. Dalam tahun berjalan, rupiah tercatat mengalami depresiasi 6,4% (year to date/ytd).
Itu dinilai masih lebih baik ketimbang depresiasi mata uang yang dialami India (8,65%), Malaysia (10,16%), dan Thailand (11,36%). Namun Wahyu memastikan BI juga akan tetap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.(OL-5)
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Juni 2025, ditutup menguat 117,31 poin atau 1,65% ke posisi 7.230,74.
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar atau setara Rp2.482,5 triliun.
BANK Indonesia (BI) mengungkapkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2025 defisit US$800 juta atau setara Rp13 triliun (kurs Rp16.327).
Cadangan devisa Indonesia diperkirakan bakal berada di kisaran US$150 hingga US$155 miliar di akhir triwulan II 2025. Itu diperkirakan baru akan meningkat lagi pada semester II tahun ini.
Peneliti Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan, meskipun cadangan devisa Indonesia masih dalam batas aman untuk tiga bulan impor, tetap ada kekhawatiran dari investor.
BI menyampaikan posisi cadangan devisa Indonesia anjlok. Penyebab merosotnya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved