PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menetapkan Henoch Munandar sebagai direktur utama baru perseroan dalam Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kemarin. Masa jabatan Henoch efektif mulai terhitung sejak ditutupnya RUPSLB 2022 sampai dengan penutupan RUPST pada 2025.
“Seluruh jajaran manajemen yakin bahwa di tangan kepemimpinan direktur utama baru, Bank BTPN akan semakin maju dan senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah di tengah upaya nasional untuk kembali bangkit dari pandemi," ujar Direktur Kepatuhan Bank BTPN Dini Herdini dalam Konferensi Pers RUPSLB dan Public Expose BTPN secara virtual.
Sebelumnya, Henoch telah menjalani dan memenuhi berbagai proses nominasi, termasuk uji kemampuan dan kepatutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai bagian dari proses seleksi.
Pada kesempatan yang sama, Henoch menjelaskan bahwa Bank BTPN telah secara konsisten berkomitmen menyediakan akses dan informasi serta mendampingi banyak masyarakat Indonesia sebagai bentuk partisipasi dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Upaya ini pun telah membantu Bank BTPN bertahan dalam situasi pandemi yang berangsur-angsur membaik dan mencatatkan kinerja kuat dan sehat sepanjang semester I 2022,” kata Henoch.
Henoch menyebutkan kredit Bank BTPN tumbuh 10% secara tahunan (yoy) pada akhir Juni 2022 menjadi Rp149,26 triliun, berkat prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik yang diterapkan dalam setiap rencana dan keputusan bisnis perusahaan.
“Sebagai salah satu pionir dalam layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius dengan beragam fiturnya,” tuturnya.
Jumlah pengguna Jenius tumbuh 19% yoy menjadi hampir 4 juta pada akhir Juni 2022 dari sekitar 3,3 juta per Juni 2021. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12% yoy menjadi Rp17,3 triliun pada akhir Juni 2022 dari Rp15,4 triliun setahun sebelumnya. Flexi cash/Total Disbursement Credit mencapai Rp602 miliar, atau naik 148% yoy dari Rp243 miliar, ungkapnya.
Bank BTPN juga menunjukkan komitmen untuk terus mengembangkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk dalam bentuk pembiayaan hijau, dengan total kucuran dana mencapai Rp6,16 triliun per Semester I-2022, atau naik 67% yoy. (Des/E-1)