Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
POTENSI pasar alat kesehatan (alkes) di Indonesia masih menjanjikan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan dan bertambahnya jumlah fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada 2021, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 3.112 unit dan puskesmas sebanyak 10.260 unit. Jumlah itu belum ditambah dengan ribuan klinik yang berada di seluruh pelosok negeri.
Pertumbuhan jumlah rumah sakit pada 2021 mencapai 5,17% dibandingkan pada 2020 (year on year/YoY)). Pertumbuhan juga diperkirakan masih berlanjut di tahun ini dan berimbas pada permintaan alat kesehatan.
Hingga Juli 2022, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, jenis produk alat kesehatan dari luar negeri yang beredar di Indonesia mencapai 154.041 atau sekitar 87,3 %. Sementara jenis alkes dari produk lokal yang beredar hanya mencapai 22.422 atau 12,7 % .
Berdasarkan data yang disajikan Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, pertumbuhan sarana produksi alat kesehatan terus meningkat. Dari 193 perusahaan di tahun 2015, telah mencapai 891 perusahaan pada tahun 2021. Dalam lima tahun terakhir, industri manufaktur alat kesehatan dalam negeri tumbuh sebanyak 698 industri atau meningkat 361,66%.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, saat ini pengeluaran per kapita (expenditure per capita) per tahun Indonesia untuk bidang kesehatan sebesar US$112 atau setara Rp1.568.000. Dalam lima tahun ke depan, angka ini diperkirakan akan naik, minimal sampai ke angka pengeluaran per kapita Malaysia tahun ini sebesar US$432 atau setara Rp6.048.000 per tahunnya.
Sementara itu, nilai pasar alat kesehatan di Indonesia telah tumbuh dari sekitar Rp65 triliun pada 2016 hingga menjadi Rp85 triliun di 2020, dan melonjak lagi menjadi sekitar Rp94 triliun pada 2021. Melihat trennya, pertumbuhan itu akan terus berlanjut di tahun ini.
Baca juga : Kemenkeu: Ekonomi Indonesia Cenderung Menguat
Berdasar catatan BPS, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai Rp59,88 triliun pada kuartal I/2022. PDB industri tersebut tumbuh 6,47% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Pertumbuhan yang terjadi pada sektor alat kesehatan ini menjadi pendorong bagi PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) untuk meningkatkan penjualan produknya.
"IRRA optimistis kinerja keuangan di tahun ini akan tetap positif, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," tulis Itama Ranoraya dalam keterangannya.
IRRA akan melakukan proses akuisisi di sektor non organik pada kuartal IV tahun ini. Jika proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjalan lancar, akuisisi dapat diselesaikan pada Desember 2022.
Selain itu, PT Itama Ranoraya Tbk telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan alat kesehatan terkemuka, seperti dengan PT Medtronic Indonesia, perusahaan terkemuka dunia yang memproduksi produk medis berteknologi, yang beroperasi di lebih dari 150 negara lintas dunia.
"Kerja sama itu mencakup pemasaran dan promosi produk milik Medtronic oleh Itama Ranoraya di pasar wilayah Indonesia," jelas IRRA/
Produk yang dipasarkan itu merupakan mesin diatermi generasi terbaru yang penggunaannya mencakup seluruh spesialisasi bedah seperti bedah ginekologi, bedah digestive (saluran cerna), bariatric (obesitas), bedah umum, bedah urologi, bedah THT, dan bedah jantung. (RO/OL-7)
Sesuai dengan Anggaran Dasar, Perseroan bergerak dalam bidang Usaha Asuransi Umum Konvensional. Perseroan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Desember 2003
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal II tahun 2024.
Penghargaan menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menciptakan tempat kerja kondusif guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan bisnis perseroan.
PERUSAHAAN pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023.
Di kuartal 1 2024, Perseroan sukses membukukan peningkatan pendapatan sebesar 14,6% menjadi Rp338,5 miliar, naik dari periode sama tahun sebelumnya.
Laba bersih perseroan juga tercatat tumbuh 20% YoY, dari Rp39,2 miliar di 2023 menjadi Rp47,1 miliar di 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved