Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati meminta Bank Indonesia (BI) untuk cermat lihat perkembangan ekonomi global yang berdampak pada kondisi di dalam negeri (domestik). Sebab, menurutnya, ketidakpastian situasi kondisi global tersebut masih sangat tinggi.
“Tren perkembangan inflasi dan depresiasi rupiah harus menjadi pertimbangan dalam menentukan suku bunga acuan karena dampaknya langsung dirasakan bagi perekonomian nasional,”ujar Anis dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Selasa (26/7).
Diketahui, Bank Dunia, dalam laporannya 'Global Economic Prospects' per Juni 2022, telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9% pada tahun 2022. Angka itu lebih rendah 1,2% dari proyeksi edisi Januari 2022 yang sebesar 4,1%.
Di sisi lain Bank Indonesia memperkirakan, ketidakpastian ekonomi global diprakirakan masih akan tinggi seiring dengan semakin mengemukanya risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inflasi global, termasuk sebagai akibat dari makin meluasnya kebijakan proteksionisme terutama pangan, yang ditempuh oleh berbagai negara.
Baca juga: DPR Ingatkan DJP Edukasi Masif Pengintegrasian NIK-NPWP di Masyarakat
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022, pun telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Yaitu, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 4,25 persen.
Anis pun mengingatkan BI untuk terus mengamati kebijakan Bank sentral Amerika Serikat The Fed yang sudah menaikkan suku bunga sampai 150 bps (basis point) hingga saat ini. Kebijakan ini untuk merespons angka inflasi Amerika Serikat yang menembus 9,1% pada Juni 2022, tertinggi dalam empat dekade terakhir.
BI juga harus mempertimbangkan kondisi stagflasi yang sedang melanda perekonomian global dan imbasnya sampai ke Indonesia. Risiko dampak perlambatan ekonomi global dan inflasi yang tinggi sewaktu-waktu bisa mengancam pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“BI harus terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan. Perkembangan inflasi sampai semester I tahun 2022 menunjukkan ada kenaikan inflasi pada Volatile Food dan Administered Price,”tutur Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini.
Anis pun menganggap langkah-langkah yang diambil BI sejauh ini sudah tepat. BI tidak hanya sekedar mempertimbangkan aspek suku bunga acuan semata.
Tetapi, juga melakukan bauran instrumen kebijakan dalam menghadapi kondisi saat ini. Baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga.
“Kebijakan BI tentu diharapkan dapat memberikan kepastian pada sektor riil yang baru mulai menggeliat terutama sektor UMKM. Kebijakan yang menahan suku bunga acuan ini diharapkan dapat menjaga suku bunga perbankan, sehingga bunga bank pun tidak mengalami kenaikan," jelasnya.
"Kredit perbankan bisa tetap tumbuh, sehingga stabilitas perekonomian bisa tetap terjaga dan pemulihan ekonomi bisa berjalan dengan baik,” tutup politikus PKS tersebut. (RO/OL-09)
Ternyata, Indonesia pernah memiliki uang unik dan langka di dunia, lho! Uang ini berukuran seperti biji jagung dan juga ada uang yang cara pembuatannya dengan ditenun oleh putri-putri istana.
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Revolusi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat bertransaksi. Salah satu inovasi paling menonjol adalah munculnya sistem pembayaran tanpa batas.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Pada hari pertama Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEDKI), tantangan keamanan siber menjadi sorotan utama.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian nasional. Ini dilakukan perseroan melalui pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Tingkat pinjaman kepada perbankan umum akan dipangkas 35 basis poin (bps) menjadi 5,40%. Penurunan itu menjadi level terendah sejak 2010.
Inflasi di negara ekonomi terbesar ketiga dunia itu naik 4% secara tahun ke tahun (YoY), kenaikan paling tajam sejak 1981.
BANK of England telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak akhir 2008, pasalnya mereka terus memerangi inflasi yang sangat tinggi di Inggris.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved