Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan laba bersih Rp1,84 triliun hingga kuartal ke-2 tahun ini. Laba tumbuh 342% dari periode yang sama tahun lalu. EBITDA juga meningkat hingga 265% menjadi Rp2,57 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan yang signifikan disebabkan oleh produksi yang tinggi dibandingkan tahun lalu. Hal ini dikarenakan iklim yang baik dan mayoritas umur tanaman kelapa sawit Perseroan berada pada usia produktif.
Selain itu, peningkatan laba bersih juga didukung harga jual komoditas yang masih tinggi dan beban produksi yang masih terkontrol.
“Iklim yang baik pada 2020-2021 mendorong peningkatan produksi yang sangat signifikan seiring umur tanaman yang masih berada di usia produktif, juga didukung dengan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang masih tinggi, serta upaya Perseroan mengejar produktivitas, dan mengontrol beban produksi sehingga hasil yang diperoleh jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar cap Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto lewat keterangannya, Senin (25/7).
Hingga 30 Juni 2022, total aset TAPG naik 14% menjadi Rp13,9 triliun yang disebabkan oleh kenaikan persediaan dan kepentingan dalam ventura bersama. Total kewajiban turun 9,4% menjadi Rp4,8 triliun dipicu pembayaran pinjaman dari bank yang langsung berdampak pada penurunan beban keuangan dan masih sejalan dengan program Perseroan untuk memperkuat struktur keuangan.
Terakhir, ekuitas TAPG meningkat 31,7% mencapai Rp9,1 triliun seiring peningkatan laba setelah pajak yang diperoleh Perseroan.
Menurut Tjandra, keunggulan TAPG berasal dari umur tanaman yang mayoritas masih berada pada umur produktif dengan rata-rata mencapai 12,2 tahun per 30 Juni 2022. Dengan iklim yang kondusif selama dua tahun terakhir, Perseroan yakin hal tersebut akan meningkatkan pertumbuhan produksi yang signifikan pada tahun ini.
"Selain itu, komitmen Perseroan untuk menerapkan Best Agronomic Practices dan pemupukan yang optimal juga menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan produksi Perseroan di tahun 2022," tandas Tjandra.
Pada Semester 1 2022, harga komoditas masih berada pada level yang tinggi dan berpengaruh langsung pada kinerja Perseroan.
Harga jual CPO meningkat hingga 69% akibat tingginya permintaan pada awal 2022. Sedangkan harga jual PK juga mengalami peningkatan harga yang hampir menyamai sebesar 68% pada pasar global.
Selain itu, jelas Tjandra, adanya kendala logistik menyebabkan turunnya volume penjualan CPO hingga 6%. Namun, penjualan PK meningkat 13% akibat demand yang tinggi.
"Karena peningkatan harga jual yang singnifikan, maka penjualan CPO dan PK mencapai Rp3,8 triliun dan Rp742 miliar, atau meningkat 59% dan 88% pada Semester 1 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkasnya. (OL-8)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Turunnya harga tersebut dapat memengaruhi semangat petani dan pekerja. Apalagi hal itu bisa berdampak beruk roda berekonomian warga sekitar.
Gapki mengambil langkah strategis dengan menggandeng Indonesian Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) dalam upaya memperkuat posisi dan citra industri sawit Indonesia di kancah global.
PT Astra Agro Lestari mencatatkan kinerja yang positif dan juga menunjukkan pencapaian tanggung jawab sosial melalui Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan.
Hal ini merupakan wujud pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah-daerah sentra sawit maupun daerah non-sentra sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved