Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah berpendapat inflasi Indonesia masih aman, meski melampaui batas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) 4% secara year on year (yoy).
Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi pada Juni secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 4,35%. Piter mengatakan, kenaikan inflasi sudah diperkirakan mengikuti kenaikan harga komoditas global.
Baca juga: Menkeu akan Cairkan PMN Garuda usai Disetujui 365 Perwakilan Kreditur
"Meski tinggi, tingkat inflasi saat ini masih sangat aman. Masih jauh dari tanda-tanda krisis," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (1/7).
Inflasi Indonesia di Juni dikatakan masih rendah dibandingkan inflasi di negara maju, seperti Amerika Serikat di kisaran 8%.
"Apalagi kalau dibandingkan Turki yang sudah hyper inflasi di atas 80%," ujarnya.
Kendati demikian, Piter mengatakan potensi inflasi di Indonesia masih bisa meningkat tajam ke depan. Hal ini apabila pemerintah menaikkan harga barang-barang subsidi, seperti gas elpiji 3 kilogram, BBM hingga kenaikan tarif listrik.
"Jika kebutuhan energi naik, maka bisa memicu lonjakan inflasi yang liar. Inflasi bisa melonjak di atas 6%. Ini yg harus dihindari oleh pemerintah," jelas Piter.
Ia mengharapkan pemerintah harus menjaga inflasi dengan tidak menaikkan pertalite dan gas elpiji 3 kg dengan mengatur distribusi secara tepat sasaran.
Bank Indonesia juga diharapkan juga menahan inflasi dengan kebijakan moneter yang lebih ketat. "Termasuk dengan menaikkan suku bunga acuan pada waktunya," pungkasnya. (OL-6)
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved