THE Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales (ICAEW) memprediksi pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Tenggara akan mencapai 5,8% pada tahun ini. Indonesia sendiri diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa proyeksi dari ICAEW itu sejalan dengan prediksi pemerintah yang memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1% di 2022, mengingat pencapaian pertumbuhan pada kuartal I 2022 dalam kondisi yang baik.
"Proyeksi ini diperkuat dengan realisasi PDB (Produk Domestik Bruto) kuartal 2022 yang tumbuh 5,01% (yoy) dan kinerja yang baik ini sangat krusial dalam memperkuat pondasi pertumbuhan ekonomi ke depan," ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (22/6).
Lebih lanjut, Susiwijono menambahkan, saat ini berbagai upaya pemerintah untuk merespon tantangan global yang masih mendera terus dilakukan. Terlebih untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi serta menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Beberapa upaya tersebut di antaranya pengendalian pandemi yang terus berlanjut untuk menjaga aktivitas ekonomi masyarakat, APBN menjadi shock absorber, untuk memastikan terlindunginya daya beli masyarakat serta terjaganya pemulihan ekonomi, penebalan berbagai kebijakan perlindungan sosial, penguatan berbagai program pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas serta pendapatan masyarakat.
Dalam jangka menengah-panjang, pemerintah juga memiliki agenda reformasi strukural dan transformasi digital dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih terakselerasi.
"Selain respon kebijakan di atas, pertumbuhan ekonomi yang siginifikan diharapkan terdorong oleh konsumsi rumah tangga yang semakin menguat di tengah pulihnya aktivitas masyarakat pasca pandemi. Serta dorongan dari peningkatan nilai ekspor yang sangat menggembirakan sebagai implikasi dari peningkatan harga komoditas global," tegas Susiwijono.
Baca juga : Prediksi Bank Mandiri, Ekonomi Indonesia pada 2022 Tumbuh 5,17%
Dihubungi secara terpisah, Kepala Ekonom Permatabank Josua Pardede menuturkan bahwa proyeksi ICAEW tersebut dinilai terlalu optimistis mempertimbangkan risiko global perang Rusia-Ukraina serta pengetatan kebijakan moneter bank sentral global yang akan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan hanya akan berkisar antara 4,8-5,0%, didorong oleh aktivitas ekonomi, baik konsumsi rumah tangga dan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, diikuti oleh kinerja neraca perdagangan yang masih tinggi," ucap Josua.
Menurutnya, kenaikan neraca perdagangan sendiri didukung oleh harga komoditas utama ekspor Indonesia yang mencatatkan tren kenaikan akibat perang Rusia-Ukraina.
Meskipun demikian, dampak kenaikan inflasi global yang juga mempengaruhi inflasi domestik diperkirakan akan mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama di paruh pertama 2022 ini.
"Inflasi di paruh pertama 2022 ini di antaranya akibat kenaikan harga energi, serta harga bahan pokok akibat supply chain disruption. Inflasi ini diperkirakan juga akan diikuti oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI), yang diperkirakan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi secara terbatas pada paruh kedua mendatang," pungkasnya. (OL-7)