Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Meskipun Menguat Tipis, IHSG Pada Hari Ini Diperkirakan Fluktuatif

Despian Nurhidayat
31/5/2022 10:14
Meskipun Menguat Tipis, IHSG Pada Hari Ini Diperkirakan Fluktuatif
Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5).(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa (31/5) dibuka menguat tipis 0,38% atau 26,66 poin ke posisi 7.064,23.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga naik 0,61% atau 6,26 poin ke posisi 1.036,09.

Riset KB Valbury Sekuritas memperkirakan bahwa perdagangan IHSG hari ini akan bergerak fluktuatif dengan peluang menguat di tengah berbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Sentimen pasar dari dalam negeri dipengaruhi oleh optimisme pasar atas perekonomian ekonomi Indonesia yang mulai menunjukkan pemulihan usai mengalami guncangan akibat pandemi covid-19," ungkap Riset KB Valbury Sekuritas dari laman resmi.

"Namun perekonomian Indonesia masih tetap menghadapi tantangan yang cukup berat, yakni kenaikan harga-harga komoditas yang meningkat sangat cepat dan ekstrem yang  mendorong laju inflasi di level global, termasuk Indonesia," jelasnya.

Pemerintah Tiongkok juga tengah berupaya untuk melakukan lockdown guna menekan penularan virus, serta ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga turut mempengaruhi gejolak ekonomi dunia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di atas 121 Dolar

Indonesia dikatakan harus terus melakukan berbagai langkah reformasi untuk membangun ekonomi yang lebih kuat dan berdaya tahan serta fleksibel dalam menghadapi ancaman dan tantangan ekonomi global.

Selain itu yang dapat menjadi pantauan pasar, berkenaan dengan rencana pemerintah yang akan memangkas anggaran kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 24,5 triliun.

Pemangkasan anggaran dilakukan di tengah derasnya penerimaan negara sebagai dampak kenaikan harga komoditas.

Kebijakan tersebut dilakukan karena mengantisipasi lonjakan subsidi BBM ataupun menurunnya penerimaan karena pelemahan ekonomi.

"Sementara itu, sentimen dari luar negeri berkaitan dengan pelaku pasar global yang terus memantau akan hasil dari pertemuan Negara Uni Eropa (EU) yang belum menyepakati embargo minyak Rusia," tutur Riset KB Valbury Sekuritas.

Menurutnya, sanksi dari Uni Eropa akan menjadi pukulan telak bagi perekonomian Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko.

Sanksi yang diusulkan terhadap impor minyak itu adalah bagian dari paket sanksi keenam Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Untuk memecahkan kebuntuan, Komisi Eropa mengusulkan larangan untuk minyak Rusia yang dibawa ke Uni Eropa dengan kapal tanker. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya