Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Teten : Kopi Jadi Komoditas Unggulan, 96% Perkebunan Dikuasai Petani

Insi Nantika Jelita
21/5/2022 16:45
Teten : Kopi Jadi Komoditas Unggulan, 96% Perkebunan Dikuasai Petani
Biji kopi(MI/Permana Pandega)

MENTERI Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki mengungkapkan, kopi menjadi komoditas unggulan yang menggerakkan kinerja UMKM dan koperasi, baik dari sisi hulu dan hilir. 

Hal ini dibuktikan dengan 96% perkebunan kopi Indonesia dikuasai oleh 1,3 juta petani dan lebih dari 2.950 kedai kopi dikelola anak muda dan pelaku ekonomi kreatif.

Ini disampaikan Teten dalam acara Sarasehan Kebangkitan Kopi Rempah Nusantara yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IKA FAPERTA IPB University) di IPB Convention Center, Bogor, Sabtu (21/5).

"Kopi dan rempah adalah komoditas unggulan negara kita yang harus dikelola baik. Harus dikuasai inovasi teknologinya, punya nilai tambah dan menyejahterakan petani," ungkapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/5). 

Di tengah pandemi, lanjutnya, tiap-tiap negara tengah mencari keunggulan domestiknya masing-masing. Oleh sebab itu, pengelolaan kopi sangat penting agar Indonesia tidak terus-menerus mengekor ke negara-negara maju.

Menurut Teten terdapat tiga tantangan untuk pengembangan kopi rakyat, di antaranya lemahnya kelembagaan usaha yang umumnya masih perorangan, rendahnya produktivitas dan kualitas produk UMKM dan koperasi, serta kesulitan akses pembiayaan dan pasar. 

"Dalam hal ini, KemenKopUKM memberikan dukungan dari hulu dan hilir," tegasnya. 

Dari hulu, pihaknya akan melakukan penguatan kelembagaan usaha melalui korporatisasi petani kopi berbasis koperasi dan pengembangan model bisnis terintegrasi hulu-hilir dari mulai produksi, akses pembiayan, rantai pasok, dan pemasarannya.

Baca juga : Blusukan, Presiden Temukan Harga Minyak Goreng Sudah Rp14 Ribu/liter

Lebih lanjut, Menkop UKM menerangkan, pihaknya sudah melakukan beberapa piloting terkait korporatisasi petani ini. Salah satunya di Koperasi Produsen Baitul Qiradh Baburrayyan di Aceh Tengah yang diusahakan untuk menguasai pasar ekspor 345,6 ton Kopi Arabica Gayo ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. 

"Ini akan menjadi satu-satunya koperasi yang memiliki akses penjualan kopi langsung ke Starbucks," kata Teten.

Dari sisi hilir, KemenKopUKM mendorong konsumsi kopi di dalam negeri, di mana anak muda menjadi kunci. Hal ini dilakukan dengan perluasan kedai kopi ke daerah secondary city melibatkan komunitas kreatif dan basis pesantren. 

Berdasarkan riset Toffin dan Majalah MIX Marcoom pada 2019 jumlah kedai kopi di Indonesia tumbuh hingga 2.950 gerai dan angka tersebut mengalami kenaikan tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami targetkan 20 juta UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital, termasuk kopi," pungkasnya. 

Berdasarkan Laporan International Coffee Organization (ICO), Indonesia telah menempati peringkat 4 produsen kopi terbesar di dunia dengan total produksi 12 juta karung kopi berukuran 60 kg pada 2014-2019.

Selain itu, meskipun produksi kopi mengalami penurunan saat pandemi, namun harga kopi dunia naik 1,02% dari US$748,6 juta menjadi US$756,2 juta di 2021. 

Dalam jangka panjang, konsumsi kopi dunia diperkirakan akan terus meningkat, paling sedikit tumbuh minimal 2% per tahun, sedangkan di daerah Asia Timur dan Tenggara tumbuh di atas 5%. (OL-7)
                                      



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya