AMERIKA Serikat berharap India membatalkan larangan ekspor gandumnya. Pasalnya, langkah itu akan memperburuk kelangkaan komoditas global.
"Kami mendorong negara-negara untuk tidak membatasi ekspor karena kami pikir pembatasan ekspor akan memperburuk kekurangan pangan," kata diplomat tinggi Washington untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan tingkat menteri tentang ketahanan pangan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB. Pertemuan PBB--yang akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken--akan dihadiri oleh Vellamvelly Muraleedharan, menteri luar negeri India untuk urusan luar negeri.
India memegang kursi tidak tetap di Dewan Keamanan PBB. "Kami berharap (India) bisa, ketika mereka mendengar kekhawatiran yang diajukan oleh negara lain, bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali posisi itu," kata Thomas-Greenfield.
Pada Sabtu, India, produsen gandum terbesar kedua di dunia, mengumumkan akan melarang ekspor tanpa izin khusus dari pemerintah dalam menghadapi penurunan produksi yang terutama disebabkan gelombang panas yang ekstrem. New Delhi--yang sebelumnya berjanji memasok gandum ke negara-negara yang pernah bergantung pada Ukraina--mengatakan ingin memastikan ketahanan pangan bagi 1,4 miliar penduduk India.
Baca juga: Emir Qatar Kunjungi Spanyol saat Eropa Cari Gas Alternatif
Pada Rabu, Blinken akan mengadakan pertemuan PBB lain yang juga terkait dengan ketahanan pangan. Dikatakan Thomas-Greenfield, sesi itu bertujuan menyatukan negara-negara untuk melihat yang mungkin dapat membantu mengisi kesenjangan pasokan gandum akibat invasi Rusia ke Ukraina sebagai dua pengekspor utama komoditas tersebut.
Pembicaraan itu, tambahnya, juga akan mengidentifikasi negara-negara yang membutuhkan dukungan dari negara-negara yang dapat mengisi kesenjangan. Amerika Serikat dapat dimasukkan di negara-negara ini, katanya, seraya menambahkan bahwa diskusi sedang berlangsung dengan para petani Amerika tentang topik tersebut. Harga gandum mencapai rekor tertinggi di pasar Eropa pada Senin setelah keputusan India tersebut. (AFP/OL-14)