HARGA konsumen di Jerman naik pada kecepatan tercepat mereka dalam empat dekade. Data yang diterbitkan Kamis (28/4) menunjukkan hal itu. Ini karena invasi Rusia ke Ukraina mendorong harga energi.
Inflasi naik menjadi 7,4% pada April dari 7,3% pada Maret, menurut badan statistik federal Destatis. "Harga energi, khususnya, meningkat pesat sejak perang dimulai di Ukraina," kata Destatis dalam suatu pernyataan.
Terakhir kali harga naik pada kecepatan yang lebih cepat yaitu untuk Jerman Barat pada musim gugur 1981. Ini karena perang Iran-Irak menyebabkan harga minyak meningkat tajam.
Jerman, seperti banyak tetangganya di Eropa, sangat bergantung pada pasokan gas Rusia untuk memenuhi kebutuhan energinya. Pecahnya konflik membuat harga melonjak.
Ancaman potensi penghentian pasokan dapat mendorong inflasi lebih tinggi jika terwujud. Pada Rabu, raksasa energi Rusia Gazprom menghentikan pengiriman ke Polandia dan Bulgaria karena menolak membayar dalam rubel.
Inflasi Jerman kemungkinan akan, "Naik lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," kata Carsten Brzeski, kepala makro di bank ING, saat perang di Ukraina terus bergemuruh. Sementara melonjaknya biaya energi masih menjadi kekuatan pendorong utama di balik kenaikan harga, "Transportasi ke semua jenis sektor masih berjalan lancar," kata Brzeski.
Baca juga: Inflasi Australia Sentuh Level Tertinggi dalam 20 Tahun
Harga tahun-ke-tahun untuk energi dalam statistik inflasi naik 35,3%. Biaya makanan naik 8,5% di April, menurut Destatis.
"Kemacetan pengiriman karena terputusnya rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi covid-19," juga berdampak pada inflasi, kata Destatis. Penguncian terkait virus korona di Tiongkok menyebabkan gangguan pengiriman dari pusat manufaktur utama. (AFP/OL-14)