Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sepanjang 2022, pasar saham mencatatkan kinerja cemerlang yang tercermin dari indeks acuan IHSG dengan laju cukup kencang sehingga membukukan imbal hasil sebesar 9,56%.
Penguatan tersebut didorong oleh sejumlah sentimen seperti outlook ekonomi yang membaik, penguatan harga komoditas, musim rilis laporan keuangan emiten yang mayoritas cukup mengesankan, kasus Covid-19 yang terus membaik serta pelonggaran mobilitas, semakin merekahkan kinerja pasar saham dalam negeri.
Laju pemulihan dalam negeri memang diakui dipercepat dengan adanya penguatan harga komoditas dan kenaikan permintaan ekspor. Hal ini turut memberikan efek domino terhadap penerimaan negara dan sejumlah indikator utama seperti neraca dagang, transaksi berjalan, penerimaan negara hingga nilai tukar.
"Yang ujungnya akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi, apakah akan mengesankan, fair atau perlu dorongan lebih kuat lagi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (11/4).
Fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup menarik, membuat pasar saham dalam negeri terus dilirik investor asing. Meskipun secara intraday terjadi koreksi, namun aliran dana asing masih terpantau masuk hingga Rp37,48 triliun sepanjang tahun.
Aset investor domestik puntercatat sebesar Rp1,039 triliun di pasar saham per 31 Maret 2022. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor kembali bergeliat terhadap outlook ekonomi dan pasar saham dalam negeri hingga membawa IHSG terus mencetak rekor tertingginya.
Penggerak indeks utamanya memang masih terlihat dari sektor energi yang membukukan imbal hasil sebesar 41,29% sejalan dengan harga minyak mentah acuan dunia yakni WTI dan Brent yang masih menguat meskipun sudah berada di bawah US$110 per barel.
Di samping itu, momentum Ramadan dan Lebaran turut membawa sektor transportasi & logistik melaju yang didorong oleh dicabutnya kebijakan larangan mudik sejak dua tahun lalu.
Alhasil, sektor ini mampu mencetak imbal hasil sebesar 18,05%. Pasar saham tanah air turut diramaikan oleh IPO GoTo yang dari tahun lalu sudah ditunggu kehadirannya oleh sejumlah pelaku pasar. Apalagi bobot kapitalisasi pasarnya yang cukup besar di indeks saham.
IPO GoTo tersebut juga seakan membantu menggerakkan kembali kinerja sektor teknologi yang telah diprediksi melambat seiring dengan pengetatan moneter yang membuat perusahaan digital ikut terbebani.
Hal ini tercermin dari imbal hasil yang dicetak mengalami perbaikan yakni -6,09% meskipun masih berada di teritori negatif. Terpantau minat investor terhadap IPO saham GoTo cukup tinggi di mana terefleksi dari permintaannya yang oversubscribed sebanyak 15,7x.
"Kami memandang tingginya minat investor tersebut tak lepas dari prospek yang ditawarkan GoTo ke depannya, terlepas dari valuasinya yang dinilai relatif lebih mahal," kata Nico.
Ekosistem yang dimiliki dari jangkauan e-commerce hingga finansial akan cukup kuat menopang kepercayaan investor. Pasar saham dalam negeri ke depannya masih akan memiliki banyak tenaga untuk bergerak lebih cepat selama konflik Rusia-Ukraina masih berlangsung sebagai suplemen pendukung.
Meski demikian, pengetatan moneter masih menjadi tantangan sebab laju inflasi dalam negeri yang bergerak lebih cepat di mana saat ini sudah berada di level 2,64% secara tahunan, bahkan diperkirakan dapat melampaui target BI seiring dengan kenaikan PPN 11% serta tren kenaikan harga pangan dan bahan bakar.
"Kami melihat meningkat kepercayaan investor mendukung penguatan pasar saham dalam negeri seiring dengan fundamental ekonomi yang
cukup solid. Hal ini yang diperkirakan akan menopang pergerakan dan sentiment dalam negeri yang diperkirakan akan mendominasi setidaknya hingga kuartal 2022 mendatang. Pertanyaanya adalah, cerita apa berikutnya, yang akan memberikan IHSG penguatan hingga ke target kami yaitu di 7.380 dapat tercapai," kata Nico. (OL-12)
Investasi ini bertujuan untuk mendukung pasar yang kuat di Indonesia dan menjadi dasar penting bagi pertumbuhan jangka panjang bisnis kemasan terpadu dari SCGP.
Rapat menyetujui payout ratio sebesar 81,78% ini dengan rincian 60% atau sebesar Rp11,20 triliun merupakan dividen tunai dan 21,78% atau Rp4,06 triliun merupakan dividen spesial.
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, perusahaan yang memiliki dan mengelola klub sepakbola profesional Liga 1 Indonesia Bali United, kini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Lalu, akan diputuskan mengenai status Liga 1 dan kejelasan subsidi klub. Kelima, akan dibahas soal pengunduran diri salah satu komisaris.
Di Wall Street, harga saham MU turun 6% setelah pada Senin (19/4) naik 7% pascapengumuman pembentikan Liga Super Eropa.
Pengusaha asal Inggris itu disebut tertarik membeli MU. Menyusul laporan Bloomberg terkait keluarga Glazer yang berencana menjual saham minoritas di MU.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved