Tingkat Penjualan Faber-Castell Group Kembali ke Masa sebelum Pandemi

Wisnu Arto Subari
09/4/2022 20:55
Tingkat Penjualan Faber-Castell Group Kembali ke Masa sebelum Pandemi
Stefan Leitz (kanan) dan Yandramin Halim memastikan keamanan pensil Faber-Castell jika termakan oleh anak karena berstandar CE dari Eropa.(DOK Pribadi.)

PERUSAHAAN asal Jerman Faber-Castell Group telah mencapai tingkat penjualan kembali sebelum masa pandemi. Penjualan produsen beragam alat untuk menulis, menggambar, desain kreatif, serta divisi baru produk kosmetik dekoratif itu tercatat tumbuh 11% pada saat penutupan tahun fiskal 2021/2022.  

"Bisnis kami tumbuh pada tahun lalu terutama ditopang dari Australia, Amerika Serikat, dan Eropa. Penjualan di Indonesia tumbuh 30%. Karena itu, saya mengunjungi Indonesia sebagai negara pertama di Asia Pasifik untuk membahas kondisi dalam grup dan strategi baru kami lima tahun ke depan," ujar CEO Faber-Castell Stefan Leitz, Jakarta, Sabtu (9/4). Ia baru bergabung perusahaan tertua berumur 261 tahun di industri alat gambar tersebut sejak dua tahun lalu saat awal pandemi.

Faber-Castell meluncurkan One Faber-Castell creating a colorful future atau Satu Faber Castell menciptakan masa depan yang penuh warna. Ini merupakan program pertumbuhan komprehensif untuk Faber-Castell bertujuan berkembang dua kali lebih kuat dari pasar selama lima tahun ke depan. Peta jalan ini didasarkan pada tujuh pilar strategis dan telah disusun selama 10 bulan terakhir oleh dewan eksekutif, manajemen, dan 80 pakar lain dari grup yang kini dimiliki generasi kesembilan itu. 

Program itu mencakup perluasan dan pengembangan di seluruh dunia dari area bisnis yang sudah mapan. Hal inilah yang mendasari Faber-Castell masuk ke bisnis kosmetik. "Namun kami bukan membuat merek sendiri tetapi pabrik kami memproduksi merek yang sudah terkenal di dunia," imbuhnya. 

Hal itu disertai dengan proses transformasi budaya. Stefan mencontohkan bila ada praktik terbaik di suatu negara terjadi, pihaknya akan berupaya memberlakukan hal serupa di negara lain. Sekadar informasi, Faber-Castell kini ada di lebih dari 120 negara, memiliki lokasi produksi sendiri di 10 negara, serta perusahaan penjualan di 22 negara. 

Stefan Leitz juga mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat struktur organisasi regional, terus mendorong proses digitalisasi internal, dan menerapkan rencana investasi lima tahun yang ambisius untuk perusahaan. Klaim Faber-Castell terhadap kepemimpinan berkelanjutan juga harus diperkuat. Salah satu komitmen berkelanjutan yaitu menggunakan panel surya di beberapa negara serta memiliki 10 ribu hektare hutan di Brasil untuk produksi pensil dan konservasi flora fauna. 

Karena itu, tiga anggota dewan eksekutif perusahaan yang terdiri atas CEO Stefan Leitz, CFO Constantin Neubeck, dan CTO Simon Hauser melakukan perjalanan ke semua anak perusahaan di Amerika Latin, Eropa, Asia, dan Australia/Selandia Baru untuk memperkenalkan One Faber-Castell. 

Ekspor

Pemerintah disebutkan Presiden Joko Widodo baru-baru ini banyak mengimpor pensil. Padahal pabrik Faber-Castell Indonesia yang kini berjumlah tiga unit di daerah Bekasi diminati banyak negara. 

"Nilai ekspor kita sekitar US$5 juta ke sekitar 40 negara, termasuk Jerman, Amerika Serikat, Tiongkok. Kontribusi ekspor kita lebih dari 50%. Selain pensil, produk kami yang diminati yaitu marker dan connector pen," ungkap Yandramin Halim, Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia.

Baca juga: Harga Pangan Dunia Capai Rekor Tertinggi akibat Perang Rusia-Ukraina

Menurut Halim, sejumlah produk ekspor itu dapat masuk ke sejumlah negara karena unik hasil kreativitas timnya sebagai anak bangsa. Ini seperti connector pen yang tidak hanya berguna untuk menulis tetapi juga membuat beragam bentuk seperti helikopter layaknya lego. 

Kreativitas itulah, lanjut Halim, yang dapat menjadi nilai jual sumber daya manusia Indonesia. Mengutip dari hasil penelitian, Halim menyatakan menulis dengan pensil pada anak-anak membantu perkembangan otak, termasuk kreativitas. Menulis bahkan termasuk dalam lima besar kemampuan yang dibutuhkan di masa depan. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya