Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Badan Pangan Nasional Pastikan Stok Sembako Cukup dan Harga Terjangkau Jelang Ramadan 

Despian Nurhidayat
28/3/2022 18:24
Badan Pangan Nasional Pastikan Stok Sembako Cukup dan Harga Terjangkau Jelang Ramadan 
Pedagang mengambil cabai rawit merah(Antara/Aditya Pradana Putra)

KEPALA Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto menegaskan, pihaknya memastikan kecukupan sembilan bahan pokok dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri yang tinggal menghitung hari. 

Hal ini terlihat dari data Badan Pangan Nasional, di mana ketersediaan stok beberapa kebutuhan sembilan bahan pokok sampai akhir 2022 masih terbilang aman. 

"Jadi catatan kami itu beras surplus 8,7 juta ton, jagung surplus 3,2 juta ton, bawang merah surplus lebih dari 92.000 ton, bawang putih surplus lebih dari 102.000 ton, cabai merah besar surplus 27.000 ton, dan cabai rawit surplus 40.000 ton. Sementara itu, daging sapi surplus 31.000 ton, daging ayam surplus 98.000 ton, dan gula konsumsi surplus 500.000 ton," ungkapnya dalam acara Forum Merdeka Barat secara virtual, Senin (28/3). 

Bukan hanya ketersediaan, Andriko juga menegaskan, pihaknya terus melakulan monitoring terhadap harga pangan. Menurutnya saat ini harga beras masih di kisaran Rp10.940 per kg, jagung Rp4.756 per kg, dan kedelai mencapai Rp13.029 per kg. 

"Bahan pokok lainnya sebenarnya semua terpantau aman, jadi kebutuhan mencukupi harganya juga relatif aman," ujar Andriko. 

Guna memastikan tidak terjadinya kenaikan harga yang terlalu tinggi, pihaknya juga senantiasa untuk melakukan mitigasi. Salah satunya dengan cara berkomunikasi dengan asosiasi pedagang untuk melihat kecukupan suplai sehingga ketika terjadi permintaan yang tinggi, harga cenderung stabil. 

Baca juga : Siagakan 7.400 SPBU, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman hingga Lebaran

Andriko menuturkan, jika ditemukan daerah yang mengalami kekurangan suplai pangan, pihaknya akan mencoba untuk melakukan distribusi dari daerah yang memiliki surplus pangan. 

"Setiap minggu kita mengidentifikasi, jika ada daerah surplus itu berwarna hijau kemudian ada daerah minus itu berwarna merah. Nanti salah satu skenario yang kita lakukan adalah bagaimana kita mendistribusi barang dari wilayah suplus tadi ke wilayah minus agar harganya tidak naik, kita memberikan fasilitasi transportasi misalnya, biasanya kenaikan harga itu dipicu oleh harga transportasi yang relatif mahal kalau jaraknya dari Jawa Barat ke Indonesia Timur, itu kita berikan fasilitasi transportasi," tuturnya 

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, memasuki bulan Ramadan, seluruh wilayah di Jawa dan Bali telah memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pertama hingga ketiga. Itu berarti kegiatan Ramadan seperti Tarawih, buka puasa bersama, dan aktivitas lain dapat diselenggarakan secara normal dengan protokol kesehatan ketat. 

Wiku menambahkan, untuk daerah dengan PPKM level pertama masjid boleh diisi dengan kapasitas seratus persen, untuk wilayah level kedua 75%, dan wilayah dengan level ketiga 50%. 

“Walau begitu kami tetap mewaspadai kawasan padat penduduk dengan mobilitas tinggi karena potensi penularan juga tinggi,” pungkas Wiku. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya