Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Inflasi AS Berpotensi Resesi Ekonomi Dunia

Fetry Wuryasti
28/3/2022 12:20
Inflasi AS Berpotensi Resesi Ekonomi Dunia
Ilustrasi(AFP)

INFLASI AS semakin memanas terhadap suku bunga The Fed yakni Fed Fund Rate. Saat ini sesuatu yang mengganjal hati pelaku pasar dan investor, yaitu potensi terjadinya resesi pertumbuhan ekonomi.

Ini merupakan situasi dan kondisi dimana perekonomian tumbuh lebih lambat untuk trend jangka panjang sekitar 1,5% - 2%, diikuti dengan meningkatnya pengangguran. Beberapa penelitian melihat bahwa perekonomian terlihat akan menurun di masa yang akan datang. Maka The Fed harus bertindak secepat mungkin untuk memperlambat perekonomian yang dinilai terlalu panas.

Untuk mengurangi permintaan, The Fed mencoba untuk menaikkan tingkat suku bunga secepatnya ke tingkat yang lebih normal dan mendorongnya ke wilayah yang lebih restriktif apabila diperlukan. Tujuannya untuk mencapai stabilitas harga.

Saat ini The Fed melihat pertumbuhan ekonomi mulai melambat, namun tetap masih di atas tren yang didukung oleh turunnya pengangguran dari sebelumnya 3,8% menjadi 3,5% dan akan mencapai nilai yang stabil hingga 2024. Inflasi di harapkan akan menjadi 2,3% pada tahun 2024.

"Namun di satu sisi yang lain, kami melihat hal tersebut lebih kepada skenario yang begitu luar biasa mulus ceritanya. Karena ada kemungkinan pengangguran akan mengalami peningkatan menjadi 4,8% pada akhir tahun depan karena perekonomian mulai melambat," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (28/3).

Saat ini perang memang mendorong inflasi untuk terus naik. Namun ini masih belum terlalu memberikan implikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Amerika atau pasar tenaga kerja. Kemungkinan untuk perekonomian terjadi resesi sangat besar dalam kurun waktu 24 bulan ke depan, namun Gubernur The Fed Jerome Powell tidak berpendapat demikian. Powell melihat pasar tenaga kerja masih kuat dan neraca rumah tangga dalam kondisi yang sangat baik.

"Saat ini fokus utamanya adalah, apakah perekonomian Amerika akan masuk ke dalam resesi. Sejauh mana The Fed ingin mengurangi inflasi dan seberapa jauh perlu menaikkan tingkat suku bunga, akan menjadi salah satu poin penting di masa yang akan datang," kata Nico.

The Fed akan mengusahakan untuk soft-landing seperti yang disampaikan, meskipun kembali lagi bahwa situasi dan kondisi akan berkembang lebih cepat dan dinamis.

Saat ini imbal hasil US Treasury 10y sudah mencapai hampir 2,5% pada minggu lalu. Hal tersebut berarti sudah melewati tren penurunan imbal hasil US Treasury sejak 1980an. Berarti ada kemungkinan secara jangka pendek, imbal hasil US Treasury mulai menciptakan trend naik. (OL-13)

Baca Juga: KPPU Temukan Bukti Dugaan Pelanggaran Distribusi Minyak Goreng



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya