Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Sektor Industri Masuk TIIWG G20, Indonesia Kejar Target Masuk 10 Besar Ekonomi Dunia

Fetry Wuryasti
25/3/2022 17:36
 Sektor Industri Masuk TIIWG G20, Indonesia Kejar Target Masuk 10 Besar Ekonomi Dunia
Logo Presidensi G20 Indonesia.(ANTARA/ SIGID KURNIAWAN)

DIRJEN Ketahanan, Perwilayahan, & Akses Industri Nasional Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto menjelaskan tujuan dari Trade, Investment, & Industri Working Group (TIIWG) Presidensi G20 Indonesia 2022 ialah untuk menjadikan agar ekonomi Indonesia menjadi 10 besar dunia di 2030. Meski memang sektor Industri baru bergabung di dalam working group di saat Presidensi G20 Indonesia.

"Ada kepentingan besar dari pemerintah Indonesia untuk memperluas TIIWG, karena memang Indonesia punya aspirasi menjadi top 10 ekonomi dunia di tahun 2030. Sesuai yang sudah dicanangkan di dalam peta jalan industri 4.0 tahun 2018," kata Eko dalam Media Briefing TIIWG G20, Jumat (25/3).

Isu industri bukan hal yang baru di dalam G20. Meskipun industri tidak pernah secara khusus dibahas, apalagi masuk ke dalam salah satu working group. Namun, kenyataannya kelompok industri berada di tengah-tengah antara investasi dan perdagangan. Sektor industri sampai saat ini merupakan bagian terbesar dari porsi investasi dan perdagangan, tidak hanya dalam negeri tapi juga internasional.

Dari keseluruhan negara G20, sekitar 15% ekonominya berasal dari industri. Oleh karena itu ketika Indonesia mengajukan perluasan menjadi TIIWG, banyak negara yang mendukung atas proposal ini dan peduli dengan pentingnya industri di dalam G20.

Pentingnya isu industri, sejak tahun 2018 Indonesia punya aspirasi untuk menjadi top 10 ekonomi dunia di tahun 2030. Untuk sampai ke sana perlu langkah perencanaan, dan implementasi tanpa disrupsi yang mengganggu.

"Pandemi memang membuat ekonomi terganggu. Tetapi dari pandemi ini, ada hal yang bisa dimanfaatkan yaitu mempercepat industri 4.0 di seluruh aspek sektor industri.

Baca juga: Investasi Berkelanjutan Menjadi Prioritas dalam TIIWG Indonesia 2022

Untuk mendukung upaya ini, kontribusi ekspor sektor industri harus bisa mencapai 10% dari netto ekspor PDB. Produktivitas industri juga harus ditingkatkan, agar bisa punya daya saing lebih tinggi.

"Kemudian diharapkan ada pengeluaran lebih besar yang berkaitan dengan R&D inovasi. Alasannya, agar industri bisa berkelanjutan, memiliki daya tahan dan bisa meningkatkan daya saing," tuturnya.

Indonesia sendiri masih berada di dalam bonus demografi. Dengan demikian, pemerintah bertanggung jawab kepada puluhan juta anak muda yang memerlukan fasilitas mendapatkan lapangan pekerjaan, juga men-shifting kompetensi anak muda. Anak muda yang selama ini disiapkan untuk dunia yang belum terdisrupsi, harus ditransformasikan hingga mereka bisa memanfaatkan inovasi.

"Apabila Indonesia bisa membawa isu ini ke dalam G20, maka bersama-sama negara-negara besar dengan kepentingan besar, maka bisa menggerakan industri sehingga tekanan disrupsi berkurang," kata Eko.

Negara-negara besar di belahan bumi utara selalu mendorong dan memimpin beberapa aspek dari investasi, perdagangan. Dari sisi industri, negara-negara besar mmperkenalkan standar-standar baru yang membuat negara berkembang semakin sulit menyusul dan tertinggal.

Untuk bisa lebih mudah dan lebih cepat menyesuaikan, tentunya Indonesia harus berada di tengah-tengah di antara mereka. Industri yang saat ini dimasukkan ke dalam working grup ini tentunya juga bisa membawa kepentingan nasional, dan membuat dunia industri bisa lebih diperlakukan adil.

Indonesia juga membawa amanah dari negara anggota Regional Conference of Industrial Development. Amanahnya ialah agar negara-negara di luar G20, dan organisasi-organisasi internasional juga bisa memperhatikan apa yang terjadi apa yang ada di luar mereka.

"Isu tersebut kami bawa agar kita bisa menjaga dunia ini bisa lebih adil, dalam akses kesehatan misalnya produksi vaksin, teknologi produksi obat dan lain-lain untuk bisa lebih merata. Karena dunia tidak akan bisa pulih apabila semuanya tidak benar-benar kita ajak untuk dipulihkan," kata Eko. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya