Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kementerian Perdagangan Dinilai Gagal Redam Harga Kebutuhan Pokok

Widjajadi
09/3/2022 22:35
Kementerian Perdagangan Dinilai Gagal Redam Harga Kebutuhan Pokok
Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah saat memantau harga-harga di pasar Sragen, Jawa Tengah(MI/WIDJAJADI)


ANGGOTA Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah menilai Kementerian Perdagangan gagal dalam meredam harga minyak goreng dan  kebutuhan pokok yang terus meroket menjelang Ramadan.

"Kondisi harga bahan kebutuhan pokok terus meroket menjelang bulan Ramadan. Kementerian Perdagangan, kami nilai gagal menstabilkan harga kebutuhan pokok. Itu  minyak goreng langka dan mahal, dan korporasi besar berperan dalam permainan komoditi kebutuhan pokok," kata politikus PKB, itu, Rabu (9/3), saat memantau harga pangan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Di Pasar Utama Kota Sragen, ia mendapati rata-rata kenaikan harga bahan pangan antara Rp3.000 sampai Rp10.000. Di antaranya harga kedelai, telur dan cabai.

Kepada wakil rakyat itu, seorang pedagang juga mengadu untuk mendapat satu dus minyak goreng isi 12 liter, distributor mengharuskan dia membeli barang lain seharga Rp1 juta-Rp2 juta. Padahal barang yang disyaratkan belum tentu ia butuhkan.


Karena itu, Luluk mengingatkan pemerintah, khususnya kementerian yang menangani masalah tersebut. "Jangan sampai harga semakin tidak terkendali menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Minyak goreng sampai detik ini kenapa belum bisa terurai? Dari hulu pemerintah semestinya sudah tahu," tegasnya,

Dia sangat menyayangkan kinerja Menteri Perdagangan yang tidak memberi dampak apapun. "Bahkan sering mangkir pertemuan dengan DPR RI dengan alasan tengah turun ke bawah untuk melihat kondisi di lapangan," imbuhnya.

 

Ia mempertanyakan, alasan menteri mengecek ke lapangan, tapi tidak membawa dampak positif bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Fakta menyedihkan adalah ketersediaan dan harga minyak goreng yang mahal.

"Masyarakat hanya butuh bahan kebutuhan pokok dengan harga yang stabil dan tersedia. Warga juga nggak kenal menterinya," kata Luluk. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya