Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penurunan Emisi Karbon Butuh US$3,5 T, BI Soroti Keuangan Berkelanjutan 

Insi Nantika Jelita
18/2/2022 21:33
Penurunan Emisi Karbon Butuh US$3,5 T, BI Soroti Keuangan Berkelanjutan 
Waduk Jatigede yang juga dimanfaatkan sebagai PLTA sebagai sumber EBT(Antara/Hafidz Mubarak A)

DEPUTI Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menuturkan, dalam mitigasi perubahan iklim diperlukan biaya fantatis dalam penurunan emisi karbon. 

Dia berujar, berdasarkan data dari Badan Energi Internasional, diperkirakan negara membutuhkan US$3,5 triliun dalam investasi sektor energi setiap tahun untuk mencapai langkah tersebut. 

"Diperlukan alokasi modal besar-besaran dalam hal ini. Keuangan yang berkelanjutan sangat penting untuk pemulihan ekonomi global dan transformasi hijau yang inklusif," ujarnya dalam Casual Talks: Scaling Up The Utilization Of Sustainable Financial Instruments G20, Jumat (18/2). 

Indonesia dinilai memiliki potensi energi terbarukan yang besar dan menjadi peluang menarik bagi perekonomian untuk bertransformasi ke ekonomi hijau dan keuangan yang berkelanjutan. 

"Kami mengidentifikasi bahwa sekitar 4.400 sungai di Indonesia berpotensi dapat menyediakan hingga 24.000 megawatt (MW) dan tenaga angin dengan potensi hingga 100 gigawatt (GW)," jelasnya 

Baca juga : Mendag Pastikan Jajarannya 24 Jam Jaga Ketersediaan Minyak Goreng

Dengan transisi energi bahan bakar fosil ke energi terbarukan juga akan membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas ekonomi. 

Jika bisa mengoptimalkan potensi tersebut, Destry mengatakan, maka pertumbuhan PDB diproyeksikan memiliki tambahan lebih sekitar 0,6-1,1% secara tahunan, data perhitungan Bappenas. 

Selanjutnya Destry memaparkan, dalam Presidensi G20, Indonesia mengangkat tiga topik utama dalam mewujudkan keuangan berkelanjutan. Pertama ialah mengembangkan kerangka kerja untuk keuangan transisi dan meningkatkan kredibilitas komitmen lembaga keuangan. 

Kedua, lanjut Destry, meningkatkan instrumen keuangan berkelanjutan dengan fokus pada aksesibilitas dan keterjangkauan. 

"Terakhir, membahas kebijakan yang mendorong pembiayaan dan investasi yang mendukung transisi energi dan kerangka kebijakan yang sesuai," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya