Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi domestik kemungkinan mulai meningkat pada akhir tahun 2022, meski akan tetap berada dalam target dua persen sampai empat persen.
"Dengan demikian, suku bunga kebijakan akan tetap kami tahan sampai terdapat sinyal kenaikan inflasi, yang mana kemungkinan terjadi pada akhir tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Annual Investment Forum 2022 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Kamis.
Kenaikan inflasi tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, sehingga nantinya bank sentral memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh tinggi yakni sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen.
Dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, Perry menuturkan kebijakan moneter pada tahun ini akan kembali mendukung stabilitas perekonomian, setelah sejak pandemi melanda telah banyak mendukung pertumbuhan ekonomi.
Maka dari itu, ujar dia, normalisasi kebijakan moneter akan dimulai pada tahun ini, diawali dengan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dimulai pada Maret 2022 sebesar 150 basis poin (bps) untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Kemudian, kenaikan GWM akan berlanjut pada Juni 2022 sebesar 100 bps untuk Bank Umum Konvensional, serta 50 bps untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang dilanjutkan dengan kenaikan 150 bps untuk Bank Umum Konvensional, serta 50 bps untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada September 2022.
"Kami harap industri perbankan bisa mengerti dan merencanakan bagaimana mengatur likuiditas mereka," tutur Gubernur BI.
Meski GWM ditingkatkan, dirinya meyakini likuiditas perbankan akan tetap berlebih untuk bank melanjutkan pemberian kredit dan membeli obligasi pemerintah, yang tercermin dengan perkiraan posisi alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 30 persen pada akhir tahun 2022, dari yang saat ini tercatat 36 persen.
Rasio tersebut masih cukup besar dari AL/DPK di masa sebelum pandemi yang tercatat maksimal 21 persen. (Ant/OL-12)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved